Yakinlah dengan Ketulusan untuk Berhijab Allah akan Memberi Jalan Kemudahan dan Keringanan

5 Desember 2022, 11:54 WIB
Sudahkah Merasa Benar Dengan HijabMu! Yuk, Self Reminder Bersama Motivasi Hannie Hananto /

RELIGION-Memulai sesuatu yang baik memang butuh perjuangan. Nabi Muhammad Saw, menyebarkan Islam di muka bumi tidak cukup seminggu atau sebuan. Butuh perjuangan hingga 23 tahun lamanya.

Berbeda dengan memulai sesuatu yang buruk. Sangatlah mudah meninggalkan sholat atau puasa Ramadhan. Ibaratnya, orang yang berjalan menuju tempat yang tinggi, tidak sama dengan orang yang berjalan menuju tempat yang rendah. Karena semakin ke atas semakin berat.

Sebenarnya, adanya setitik bersitan hati untuk berhijab adalah awal yang bagus. Namun, karena ada dorongan nafsu yang mengajaknya berbuat sesuatu yang brtolak belakang dengan nurani, keinginan itu hanya sebatas keinginan yang belum terwujud. Istilahnya, masih di awang-awang.

Baca Juga: Link Ebook Dikta dan Hukum PDF Full, Lengkap Awal sampai Akhir, Download Sekarang!

Nabi Muhammad Saw. Menyebutkan bahwa iman adalah keyakinan yang berada di dalam hati, diikrarkan oleh lisan, dan diamalkan dalam perbuatan. Untuk menjadi muslimah yang kaffah [total], keinginan berhijab tidak cukup hanya terlintas di hati, apalagi sekedar menjadi komoditas dan tren.

Iman itu sendiri sangat tergantung pada keadaan. Jika seseorang gemar berbuat dosa dan maksiat serta jauh dari tuntutan agama, imannya cenderung menurun.

Sebaliknya, jika ia gemar beribadah dan menjauhi larangan-Nya, iman cenderung stabil, bahkan naik.

Sayyid Quthb memandang keimanan bukanlah kata-kata yang diumbar, melainkan hakikat yang punya beban, amanah yang memiliki cobaan, perjuangan yang memerlukan kesabaran, kesungguhan yang memerlukan rasa penanggungan.

Baca Juga: 5 Tempat Wisata Kekinian di Jogja yang Nggak Bikin Kantong Kempes, Pemandangannya Bagus Banget!

Tak cukup berkata dirinya telah beriman tanpa ada bukti hingga mengalami ujian. Ia tegar menjalani ujian dan keluar darinya dalam keadaan bersih dan jernih hatinya. Seperti api yang membakar emas untuk memilih biji murni dari karat besinya.

Untuk memulai berhijab, seorang muslimah harus menguatkan niat dalam hati. Niat itu ibarat penyangga dalam sebuah bangnan. Bisa dibayangkan jika sebuah rumah berdiri tanpa penyangga. Pasti akan roboh dengan sendirinya.

Karena tanpa niat, sulit menegakkan sebuah ibadah secara optimal. Ibadah yang dianggap besar jika tidak disertai niat yang lurus, tidak akan bernilai di sisi Allah.

Dalam hal ini, seorang muslimah harus mengawali berhijab dengan niat yang lurus. Niat yang keliru ibarat orang yang keluar dari supermarket tetapi mengisi penuh kantongnya dengan batu-batuan.

Orang yang melihat kantongnya merasa kagum, “Alangkah bnyak uang orang itu sehingga banyak sekali yang dibelinya.” Padahal, yang ada dalam kantong tersebut tidak berguna sama sekali. ia menenteng kantong itu hanya karena ingin dilihat oleh orang lain.***

Penulis: Mahasiswa Dika Ayu Pramesti, Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, STAI Sunan Pandanaran, Yogyakarta.

 

Editor: Ahmad Syaefudin

Sumber: Islam

Tags

Terkini

Terpopuler