Pengertian Ibadah Mahdah dan Ghairu Mahdhah Beserta Contohnya

- 27 November 2022, 21:01 WIB
Jadwal Sholat dan Imsakiyah Senin 20 Juni 2022 Untuk Wilayah Kabupaten Gianyar dan Sekitarnya
Jadwal Sholat dan Imsakiyah Senin 20 Juni 2022 Untuk Wilayah Kabupaten Gianyar dan Sekitarnya /pixabay/mohamed_hassan/

RELIGION-Tujuan diciptakannya manusia adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. Sebgaimana tergambar dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56. Dalam Islam, amal ibadah terdiri atas ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah. Lantas, apa pengertian dua istilah tersebut dan contohnya?.

Bunyi firman Allah SWT dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56 adalah sebagai berikut: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” [QS. Adz-Dzariyat 51:56].

Ibadah yang diisyaratkan Islam bertujuan untuk mendidik manusia agar senantiasa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Pengertian ibadah sendiri merupakan segala sesuatu yang sangat disukai llah SWT dan yang diridlain-Nya, baik berupa perkataan atau perbuatan, baik terang-terangan maupun diam-diam, sebagaimana dikutip dari kajian Fiqih Nabawi dan Fiqih Kontemporer.

Berdasarkan pengertian di atas, ibadah tidak hanya sekedar ibadah shalat, puasa, dan sebagainya. Namun, segala perkataan baik, menjauhi gibah, membantu orang tua, dan sebagainya tergolong aktivitas yang diridai Allah SWT.

Pengertian ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah beserta contohnya:

Secara umum, ibadah terbagi atas 2 jenis, yakni ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah. M. Ali Zainal Abidin dalam uraian, “ Perbedaan ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah.”

Pertama, dalam bahasa Arab, mahdhah artinya murni dan idak tercampur dengan apa pun.

Selanjutnya, pengertian ibadah mahdhah adalah segala bentuk amalan yang pelaksanaanya syarat, rukun, dan tata caranya. Sudah ditetapkan oleh nas-Al-Qur’an atau hadis, seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya.

Ibadah mahdhah dikerjakan karena ada wahyu, berdasarkan perintah dari Allah SWT untuk mendirikannya.

Ibadah ghairu mahdhah tidak diatur secara spesifik pelaksanaaannya, namun bisa menjadi ibadah karena ada niat ikhlas dari muslim bersangkutan.

Misalnya, tidur adalah perbuatan mubah yang dilakukan manusia, tidak memperoleh dosa atau tidak mendapatkan pahala.

Akan tetapi, apabila seorang muslim tidur siang, dengan maksud agar bersemangat untuk bangun demi mendirikan shalat tahajud di malam harinya, tidur yang pada mulanya perkara mubah, menjadi bernilai ibadah di sisi Allah SWT.

Salah seorang ulama terkenal dengan mashab Maliki, Ibnu Rusyd menatakan bahwa ibadah mahdhah merupakan ibadah yang tidak bisa dijangkau oleh akan budi manusia.

Misalnya, ibadah shalat atau haji tidak akan dilakukan manusia, kecuali karena perintah Allah SWT.  Namun, ibadah ghairu mahdhah bisa dinalar bahwa hal itu akan mendatangkan pahala, serta bernilai baik bagi diri sendiri atau lingkungan sekitar.***

Penulis: Dika Ayu Pramesti, Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta.

Editor: Ahmad Syaefudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x