BANTUL - Puisi Menggetarkan Hati untuk Muhammad Ibrohim Ulinnuha Santri Ploso Asal Bantul yang Meninggal Dunia.
Namanya Muhammad Ibrohim Ulinnuha. Santri Ploso Kediri asal Bantul ini meninggal dunia saat matahari masih belum bercahaya, Rabu 16 Agustus 2023.
Waktu fajar itu, Muhammad Ibrohim Ulinnuha wafat. Semua menangis atas kepergiannya.
Baca Juga: Innalillahi KH Chamzawi Syakur Rais Syuriah PCNU Kota Malang Meninggal Dunia
Persis sehari sebelum peringat HUT ke 78 RI, Muhammad Ibrohim Ulinnuha mendahului teman-teman seangkatannya.
Ibrohim Ulinnuha adalah putra Eko Widyanto, pernah menjadi pengurus PCI NU Korea Selatan dan Jepang.
Karena masih berada dalam kondisi mencari ilmu di pesantren, Ibrohim Ulinnuha disebut sosok yang semoga husnul khotimah.
Baca Juga: Gus Yaqut: Lawan Ideologi Intoleran yang Tidak Sesuai Cita-Cita Pendiri Bangsa
Berikut ini adalah puisi yang menggetarkan hati yang diunggah ayah Ibrohim Ulinnuha, yakni Eko Widyanto.
Nama yang Penuh Cahaya
Muhammad Ibrohim, nama yang penuh cahaya
Di pesantren Ploso, hati penuh semangat menggelora
Mondok dengan tekad, li tholabil ilmi
Namun takdir Allah memanggilnya, menuju surga yang abadi
Dari Jogja ia datang, dari keluarga yang tulus
Putra Pak Eko Widyanto, gemilang dalam doa dan usaha
Menyongsong fajar, ia bangun dengan cinta
Namun Allah memanggilnya kembali padaNya.
Saat fajar mengintip suara oprak tongkat pengurus
kemananan komplek datang bangunkan tidurmu
Namun engkau tak bergeming dalam kesejukan pagi
Menyongsong sang Ilahi, dengan hati yang suci
Di bawah langit tarhim, bilik pesantren berderet rapi
Ibrohim, namamu dikenang, sebagai bintang musytari
Bercahaya dalam ilmu, bersemayam dalam hati
Syahid dalam pencarian, tuk kebenaran yang hakiki
Bunga-bunga di halaman, berselimutkan doaAngin berbisikkan rindu, pada anak yang pergi menjauh
Namun kisahmu takkan padam, tetap berkobar abadi
Sebagai teladan bagi semua, tuk mencari ilmu dengan sepenuh dawuh.
Muhammad Ibrohim ulinnuha yang bercahaya
Nama indahmu terukir dalam kenangan yang takkan hilang
Pondok Ploso meratap, namun bangga dalam duka
Anak kecil yang syahid, dalam perjalanan pulang..
Demikian kiriman puisi yang menggetarkan hati, ternyata