Puisi Pamflet Cinta Karya Ws Rendra, Bahagia karena mempunyai kamu di dalam kalbuku

6 April 2022, 16:13 WIB
Ws Rendra /Tangkapan Layar Kanal YouTube/Shaumi/

BERITA BANTUL – Siapa yang tidak kenal dengan sastrawa yang luar biasa Ws Rendra, karyanya sudah terkenal lura biasa.

W.S. Rendra yang memiliki nama asli Willibrordus Surendra Broto Rendra adalah seorang sastrawan berkebangsaan Indonesia yang lahir di Solo, Hindia Belanda, 7 November 1935 dan meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun.

Beliau adalah penyair ternama yang kerap dijuluki dengan sebutan "Burung Merak". Rendra juga orang yang telah mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967.

Baca Juga: Puisi Thank You Allah, Mengingatkan Kepada Kita Semua Atas Kenikmatan Hidup yang Diberikannya

Salah satu puisiya ada yang berjudul Pampflet cinta, dirangkum BeritaBantul.com dari kanal YouTube Leshd57 , yang membacakan bait-bait indah ini.

Pamplet Cinta

 (W.S. Rendra) Pejambon, Jakarta, 28 April 1978

 

Ma, nyamperin matahari dari satu sisi.

Memandang wajahmu dari segenap jurusan.

 

Aku menyaksikan zaman berjalan kalangkabutan.

Aku melihat waktu melaju melanda masyarakatku.

Aku merindukan wajahmu,

dan aku melihat wajah-wajah berdarah para mahasiswa.

Kampus telah diserbu mobil berlapis baja.

Kata-kata telah dilawan dengan senjata.

Aku muak dengan gaya keamanan semacam ini.

Kenapa keamanan justru menciptakan ketakutan dan ketegangan

Sumber keamanan seharusnya hukum dan akal sehat.

Keamanan yang berdasarkan senjata dan kekuasaan adalah penindasan

 

Suatu malam aku mandi di lautan.

Sepi menjdai kaca.

Bunga-bunga yang ajaib bermekaran di langit.

Aku inginkan kamu, tapi kamu tidak ada.

Sepi menjadi kaca.

 Baca Juga: Puisi Mazmur Mawar Karya Ws Rendra, Baca dan Resapi Apa Makna Katar Mawar Dalam Puisi Tersebut

Apa yang bisa dilakukan oleh penyair

bila setiap kata telah dilawan dengan kekuasaan ?

Udara penuh rasa curiga.

Tegur sapa tanpa jaminan.

 

Air lautan berkilat-kilat.

Suara lautan adalah suara kesepian.

Dan lalu muncul wajahmu.

 

Kamu menjadi makna

Makna menjadi harapan.

Sebenarnya apakah harapan ?

Harapan adalah karena aku akan membelai rambutmu.

Harapan adalah karena aku akan tetap menulis sajak.

Harapan adalah karena aku akan melakukan sesuatu.

Aku tertawa, Ma !

 

Angin menyapu rambutku.

Aku terkenang kepada apa yang telah terjadi.

 

Sepuluh tahun aku berjalan tanpa tidur.

Pantatku karatan aku seret dari warung ke warung.

Perutku sobek di jalan raya yang lengang­­.

Tidak. Aku tidak sedih dan kesepian.

Aku menulis sajak di bordes kereta api.

Aku bertualang di dalam udara yang berdebu.

 Baca Juga: Puisi Lagu Seorang Gerilya dan Lagu Serdadu karya Ws Rendra, Baca dan Resapi Bagaimana Burung Merak Bernyanyi

Dengan berteman anjing-anjing geladak dan kucing-kucing liar,

aku bernyanyi menikmati hidup yang kelabu.

Lalu muncullah kamu,

nongol dari perut matahari bunting,

jam duabelas seperempat siang.

Aku terkesima.

Aku disergap kejadian tak terduga.

Rahmat turun bagai hujan

membuatku segar,

tapi juga menggigil bertanya-tanya.

Aku jadi bego, Ma !

 

Yaaah , Ma, mencintai kamu adalah bahagia dan sedih.

Bahagia karena mempunyai kamu di dalam kalbuku,

dan sedih karena kita sering berpisah.

Ketegangan menjadi pupuk cinta kita.

Tetapi bukankah kehidupan sendiri adalah bahagia dan sedih ?

Bahagia karena napas mengalir dan jantung berdetak.

Sedih karena pikiran diliputi bayang-bayang.

Adapun harapan adalah penghayatan akan ketegangan.

 

Ma, nyamperin matahari dari satu sisi,

memandang wajahmu dari segenap jurusan.

 Baca Juga: Puisi 'Gugur' Karya Ws Rendra, Baca dan Resapi Bagaimana Ia Merangkak di Atas Bumi yang Dicintainya

Demikian puisi diatas, baca dan resapi bagiamana puisi berjudul Pamflet Cinta ini menggambarkan cintanya.***

Editor: Ahmad Amnan

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler