Tiga Puisi Cinta Karya Chairil Anwar Cocok untuk Sang Pujaan Hati

16 April 2022, 19:46 WIB
Tiga Puisi Cinta Karya Chairil Anwar Cocok untuk Sang Pujaan Hati /Tangkapan layar Instagram/ @chairilisme/

BERITA BANTUL - Chairil Anwar merupakan salah satu pelopor sastra Indonesia angkatan 45 yang sangat luar biasa.

Banyak sekali karya-karya dilahirkan dari Chairil Anwar yang sangat dahsyat dan sangat bermakna.

Salah satu puisi Chairil ANwar yang sangat menyentuh adalah puisi-pusinya tentang cinta dan kasih sayang.

Baca Juga: Puisi Ibu Karya Chairil Anwar, Baca dan Resapi Maknanya yang Sangat Dahsyat

Berikut ini adalah tiga puisi cinta karya Chairil Anwar.

Pertama, Puisi yang berjudul Senja di Pelabuhan Kecil

Senja di Pelabuhan Kecil

Kepada Sri Ayati

Ini kali tidak ada yang mencari cinta

di antara gudang, rumah tua, pada cerita

tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut

menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang

menyinggung muram, desir hari lari berenang

menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak

dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.

Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan

menyisir semenanjung, masih pengap harap

sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan

dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

Kedua, Puisi yang berjudul Tak Sepadan/

Baca Juga: Lima Puisi Karya Chairil Anwar yang Sangat Dahsyat dan Menggetarkan Pembacanya

Tak sepadan

Aku kira

Beginilah nanti jadinya

Kau kawin, beranak dan berbahagia

Sedang aku mengembara serupa Ahasveros

Dikutuk-sumpahi Eros

Aku merangkaki dinding buta

Tak satu juga pintu terbuka

Jadi baik juga kita padami

Unggunan api ini

Karena kau tidak kan apa-apa

Aku terpanggang tinggal rangka

Ketiga, Cintaku Jauh di Pulau.

Baca Juga: Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar, Karya Sastra yang Sangat Masyhur, Baca dan Resapi Maknanya

Cintaku Jauh di Pulau

Cintaku jauh di pulau,

gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar,

di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.

angin membantu, laut terang, tapi terasa

aku tidak kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu,

di perasaan penghabisan segala melaju

Ajal bertakhta, sambil berkata:

“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!

Perahu yang bersama kan merapuh!

Mengapa ajal memanggil dulu

Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau,

kalau kumati, dia mati iseng sendiri.

Demikian tiga puisi cinta karya Chairil Anwar, semoga bermanfaat. ***

Editor: Ahmad Lailatus Sibyan

Tags

Terkini

Terpopuler