Ini Alasan Keraton Yogyakarta Pada Malam 1 Suro Mengadakan Topo Bisu Dengan Keliling Benteng Kata Gus Muwaffiq

22 Juli 2022, 20:30 WIB
Masyarak Jogja Ketika malam satu suro /Biro Komunikasi Kemenparekraf

BERITA BANTUL – Tradisi unik orang Yogyakarta ketika menghadapi malam satu suro kata Gus Muwafiq.

Mayarakat Yogyakarta masih sangat kental dengan budaya Keraton yang masih ada sampai sekarang, satu-satunya yang ada di Indonesia.

Maka dari itu Daerah Istimewa Yogyakarta DIY kalau waktu malam satu Suro terkenal dengan angker dan kemistisannya.

Baca Juga: Dahsyatnya Pedang Imam Ali di Perang Uhud Membuat Takut Kafir Quraisy yang Berjumlah 3 Ribu Pasukan

Kenapa malas suro itu angker dan misktis karena ia sangat lekat dengan tradisi Keraton atau budaya jawa zaman dahulu.

Dirangkum BeritaBantul.com dalam kanal Youtube Ewen Channel, menerangkan tentang tradisi Masyarakat Yogayakarta ketika malam satu suro.

Perang Karbala menjadi peristiwa yang menyedihkan bagi ummat musli di seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia.

Ummat muslim yang berada dijawa juga memperingati peristiwa tersebut dengan kehati-hatian dalam bertidak.

Dalam cermahnya Gus Muwaffiq menjelaskan bagimana masyarkat Yogyakarta yang kental akan budaya pesantren memperingati bulan satu Suro.

Dan santri pada hari Ini juga tenangnya luar biasa dalam menghadapi bulan Suro yang penuh dengan budaya mistik.

Baca Juga: Badan dan Kepala Sayyidina Husein Dikumpulkan Jadi 1 Tempat Kata Syekh Yusri Mesir

Karena santri itu tersulut amarah dengan meninggalnya Sayyidina Husein di perang karbala, namun dimati secara kehati-hatian.

“Orang Yogyakarta kalau bulan Suro selalu memperingati dengan keliling benteng tuju kali dan tidak ngomong,” Kata Gus Muwafiq.

Alasannya kenapa?

Karena bulan Asyura itu bulan duka jangan banyak bicara hanya sesederahana itu kata Gus Muwaffiiq.

Karena peristiwa itu banyak masyarakat jawa diingatkan, dari perang itu yang selamat hanya satu yaitu Sayyid Ali Zainal Abidin.

Baca Juga: KUPAS TUNTAS WETON Jumat Kliwon Menurut Primbon Jawa, Mistis, Rezeki, Jodoh dan Masa Depan

Dan kenapa Sayyid Ali Zainal Abidin tidak kembali ke Mekkah atau Madinh kerena ia ingin menghindari konflik sesama muslim.

Ini juga dipahami santri dan masyarakat jawa untuk selalu menjada perdamain sesama manusia dan selalu menjaga konflik agar tidak membesar.***

Editor: Ahmad Amnan

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler