BERITA BANTUL - Chairil Anwar merupakan salah satu pelopor sastra Indonesia angkatan 45 yang sangat luar biasa.
Banyak sekali karya-karya dilahirkan dari Chairil Anwar yang sangat dahsyat dan sangat bermakna.
Salah satu puisi Chairil ANwar yang sangat menyentuh adalah puisi-pusinya tentang cinta dan kasih sayang.
Baca Juga: Puisi Ibu Karya Chairil Anwar, Baca dan Resapi Maknanya yang Sangat Dahsyat
Berikut ini adalah tiga puisi cinta karya Chairil Anwar.
Pertama, Puisi yang berjudul Senja di Pelabuhan Kecil
Senja di Pelabuhan Kecil
Kepada Sri Ayati
Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Kedua, Puisi yang berjudul Tak Sepadan/
Baca Juga: Lima Puisi Karya Chairil Anwar yang Sangat Dahsyat dan Menggetarkan Pembacanya
Tak sepadan
Aku kira
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros
Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka
Ketiga, Cintaku Jauh di Pulau.
Baca Juga: Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar, Karya Sastra yang Sangat Masyhur, Baca dan Resapi Maknanya
Cintaku Jauh di Pulau
Cintaku jauh di pulau,
gadis manis, sekarang iseng sendiri
Perahu melancar, bulan memancar,
di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar.
angin membantu, laut terang, tapi terasa
aku tidak kan sampai padanya.
Di air yang tenang, di angin mendayu,
di perasaan penghabisan segala melaju
Ajal bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”
Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh!
Perahu yang bersama kan merapuh!
Mengapa ajal memanggil dulu
Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!
Manisku jauh di pulau,
kalau kumati, dia mati iseng sendiri.
Demikian tiga puisi cinta karya Chairil Anwar, semoga bermanfaat. ***