Kehidupan Raden Mas Rangsang yang menyenangkan di padepokan tidak bertahan lama. Kematian raja Mataram, Panembahan Hanyokrowati, yang tiba-tiba membuat Raden Mas Rangsang harus kembali ke lingkungan kerajaan dan meninggalkan kehidupannya sebagai rakyat biasa di padepokan.
Setelah mengetahui rahasia di balik kematian sang raja, Raden Mas Rangsang dihadapkan dengan tanggung jawab berat untuk menjadi raja meskipun ia bukan Putra Mahkota.
Tanggung jawab besar ini mengharuskan Raden Mas Rangsang untuk mengorbankan semua hal yang ia cintai, termasuk impiannya dan rasa cintanya untuk Lembayung.
Perjuangan dan pengorbanan Raden Mas Rangsang sebagai raja dengan gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma tidak berhenti di situ.
Kehadiran VOC memicu timbulnya serangkaian intrik dan penghkhianatan yang membuat Raden Mas Rangsang harus mengambil pilihan-pilihan sulit demi menyatukan kembali kerajaan-kerajaan kecil di bawah kerajaan
Mataram yang merupakan salah satu bagian penting dari sejarah terbentuknya NKRI.
Dalam diri Rasul terdapat sifat yang dapat dipercaya serta bertanggung jawab atas apa yang diamanahkan pada beliau.***
Seorang pemimpin haruslah memiliki sifat tersebut, agar dalam menjalankan roda kepemimpinan dengan penuh tanggung jawab.