BUDAYA - Puisi Berjudul Bahasa Langit Karya Acep Zamzam Noor, Resapi Maknanya yang Menggetarkan.
Acep Zamzam Noor adalah sastrawan dan budayawan Sunda yang masyhur namanya. Puisinya berjudul Cipasung menunjukkan kejeliannya membuka mata publik Indonesia terkait tanah kelahirannya.
Puisi berjudul Bahasa Langit hadir dengan diksi yang juga memikat, seperti hujan, malam, kecemasan, dan sahabat.
Baca Juga: Puisi Berjudul Cipasung Karya Acep Zamzam Noor, Indah dan Penuh Makna
Siapa saja yang membaca puisi berjudul Sahabat Langit akan bergetar hatinya, karena pengarang membuat puisi dengan penuh getaran jiwa.
Acep Zamzam Noor dikenal luas sebagai penyair dan pelukis yang brilian, cerdas dan penuh inspirasi.
Lahir dari keluarga ulama dan pesantren. Ayahandanya seorang ulama besar, yakni KH Muhammad Ilyas Ruhiat, pernah menjadi Rais Aam PBNU 1992-1999.
Walaupun demikian, Kang Acep, sapaannya, lebih menggeluti dunia sastra dan budaya.
Kang Acep adalah lulusan Jurusan Seni Lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, lalu Universitá Italiana per Stranieri, Perugia, Italia.
Berikut ini puisi Acep Zamzam Noor yang berjudul Bahasa Langit.
Baca Juga: Mbah Shobib Jepara, Waliyullah Antik yang Dikagumi Gus Mus
Bahasa Langit
Bernyanyilah dalam getar bunga-bunga
Atau duduk saja menghikmati malam
Mungkin angin akan datang menengokmu dengan kecemasan
Tapi yang ingin diucapkannya
Adalah nyanyian yang terpendam tahun-tahunmu
Bernyanyilah dalam selimut batu-batu
Atau mengembara dalam hujan kata-katanya
Sebab langit yang turun adalah sahabat bumi
Yang menyiram kebun-kebun asuhannya.
Itulah bahasa
Tapi matamu telah buta membacanya.
Kang Acep telah melahirkan banyak karya. Beberapa buah karyanya adalah Tamparlah Mukaku! (kumpulan sajak, 1982) Aku Kini Doa (kumpulan sajak, 1986) Kasidah Sunyi (kumpulan sajak, 1989) The Poets Chant (antologi, 1995) Aseano (antologi, 1995) A Bonsai’s Morning (antologi, 1996).
Baca Juga: Puisi Wanita Cantik Sekali di Multazam Karya Gus Mus yang Sangat Dahsyat
Ada juga karyanya yang lain, yakni Di Luar Kata (kumpulan sajak, 1996) Dari Kota Hujan (kumpulan sajak, 1996) Di Atas Umbria (kumpulan sajak, 1999) Dongeng dari Negeri Sembako (kumpulan puisi, 2001) Jalan Menuju Rumahmu (kumpulan sajak, 2004),Menjadi Penyair Lagi (antologi, 2007).
Kang Acep juga meraih banyak penghargaan, di antaranya adalah Penghargaan Penulisan Karya Sastra Depdiknas (2000), South East Asian (SEA), Write Award dari Kerajaan Thailand (2005), Khatulistiwa Literary Award (2007), Anugerah sastra Rancage dari Yayasan Rancage (2012).***