Puisi Berjudul Bahasa Langit Karya Acep Zamzam Noor, Resapi Maknanya yang Menggetarkan

- 22 November 2022, 15:41 WIB
Puisi Berjudul Bahasa Langit Karya Acep Zamzam Noor, Resapi Maknanya yang Menggetarkan
Puisi Berjudul Bahasa Langit Karya Acep Zamzam Noor, Resapi Maknanya yang Menggetarkan /facebook/amnan/

BUDAYA - Puisi Berjudul Bahasa Langit Karya Acep Zamzam Noor, Resapi Maknanya yang Menggetarkan.

Acep Zamzam Noor adalah sastrawan dan budayawan Sunda yang masyhur namanya. Puisinya berjudul Cipasung menunjukkan kejeliannya membuka mata publik Indonesia terkait tanah kelahirannya.

Puisi berjudul Bahasa Langit hadir dengan diksi yang juga memikat, seperti hujan, malam, kecemasan, dan sahabat.

Baca Juga: Puisi Berjudul Cipasung Karya Acep Zamzam Noor, Indah dan Penuh Makna

Siapa saja yang membaca puisi berjudul Sahabat Langit akan bergetar hatinya, karena pengarang membuat puisi dengan penuh getaran jiwa.

Acep Zamzam Noor dikenal luas sebagai penyair dan pelukis yang brilian, cerdas dan penuh inspirasi.

Lahir dari keluarga ulama dan pesantren. Ayahandanya seorang ulama besar, yakni KH Muhammad Ilyas Ruhiat, pernah menjadi Rais Aam PBNU 1992-1999.

Walaupun demikian, Kang Acep, sapaannya, lebih menggeluti dunia sastra dan budaya.

Kang Acep adalah lulusan Jurusan Seni Lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, lalu Universitá Italiana per Stranieri, Perugia, Italia.

Berikut ini puisi Acep Zamzam Noor yang berjudul Bahasa Langit.

Baca Juga: Mbah Shobib Jepara, Waliyullah Antik yang Dikagumi Gus Mus

Bahasa Langit

Bernyanyilah dalam getar bunga-bunga

Atau duduk saja menghikmati malam

Mungkin angin akan datang menengokmu dengan kecemasan

Tapi yang ingin diucapkannya

Adalah nyanyian yang terpendam tahun-tahunmu

Bernyanyilah dalam selimut batu-batu

Atau mengembara dalam hujan kata-katanya

Sebab langit yang turun adalah sahabat bumi

Yang menyiram kebun-kebun asuhannya.

Itulah bahasa

Tapi matamu telah buta membacanya.

Kang Acep telah melahirkan banyak karya. Beberapa buah karyanya adalah Tamparlah Mukaku! (kumpulan sajak, 1982) Aku Kini Doa (kumpulan sajak, 1986) Kasidah Sunyi (kumpulan sajak, 1989) The Poets Chant (antologi, 1995) Aseano (antologi, 1995) A Bonsai’s Morning (antologi, 1996).

Baca Juga: Puisi Wanita Cantik Sekali di Multazam Karya Gus Mus yang Sangat Dahsyat

Ada juga karyanya yang lain, yakni Di Luar Kata (kumpulan sajak, 1996) Dari Kota Hujan (kumpulan sajak, 1996) Di Atas Umbria (kumpulan sajak, 1999) Dongeng dari Negeri Sembako (kumpulan puisi, 2001) Jalan Menuju Rumahmu (kumpulan sajak, 2004),Menjadi Penyair Lagi (antologi, 2007).

Kang Acep juga meraih banyak penghargaan, di antaranya adalah Penghargaan Penulisan Karya Sastra Depdiknas (2000), South East Asian (SEA), Write Award dari Kerajaan Thailand (2005), Khatulistiwa Literary Award (2007), Anugerah sastra Rancage dari Yayasan Rancage (2012).***

Editor: Amrullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah