Contohnya seperti ini, “Kalau Allah sudah tahu nanti saya celaka, apa gunanya saya shalat?”
Baca Juga: Biografi Lengkap dan Manaqib Abah Guru Sekumpul untuk Menyambut Haul Sebagai Obat Rindu
Gus Baha mengatakan bahwa untuk memercayai qadla dan qadar harus punya kesalehan agar tidak menyalahartikan takdir.
Setelah itu, Gus Baha lantas mengisahkan perihal cucu Nabi Muhammad saw.
“Di antara iman harus beriman kepada qadla dan qadar supaya kita tahu bahwa Allah itu tidak dimaksiati secara terpaksa,” ujar Gus Baha.
Maksudnya, manusia harus berkeyakinan tentang khairihi wa syarrihi minallah (baik dan buruk itu dari Allah).
Meski demikian, Gus Baha mengatakan bahwa manusia harus bersyariat agar tidak melakukan maksiat yang dosanya dilimpahkan kepada Allah.
“Barangsiapa menimpakan dosanya atas nama Tuhannya, maka dia lacut betul,” ujar Gus Baha membacakan sebuah hadis.
Gus Baha lantas memberikan contoh tentang zina dan kemaksiatan lainnya. Sebagaimana kita tahu, zina itu perbuatan maksiat yang menghasilkan dosa.