Gus Mus Jelaskan Filosofi Wayang, Hukum Syariatnya, dan Hikmahnya

19 Februari 2022, 16:51 WIB
Gus Mus Jelaskan Filosofi Wayang /facebook/simbah.kakung/

BERITA BANTUL - Kesuksesan dakwah Islam tak bisa dilepaskan dari keteladanan Nabi Muhammad SAW.  

Nabi Muhammad punya ruh dakwah yang luar biasa, tidak asal main sikat saja. 

Kalau dakwah itu tidak diterima orangnya, maka diharapkan bisa sampai ke anaknya atau cucunya.

Baca Juga: Cara Sukses Mendidik Anak Menurut KH Abdullah Salam Kajen, Sudah Terbukti Nyata

Baca Juga: Mbah Dullah Salam Kajen Terima Amplop Tebal dari Dermawan, yang Terjadi Kemudian Tak Terduga, Kamu Pasti Kaget

Sebagaimana dilansir BeritaBantul.com dari kanal Youtube Dunia Islami Official, KH Ahmad Mustofa Bisri menjelaskan bahwa secara lahiriah, suksesnya dakwah Islam itu karena ruh dakwah Nabi Muhammad. 

"Secara lahiriah merupakan wujud dari ruḥud da’wah-nya Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Kalau pada hakekatnya itu kuasane Allah SWT," kata Gus Mus, sapaan akrabnya.

Gus Mus juga mengisahkan suatu saat malaikat jengkel dengan ulah kaum kafir yang mencela dan menghina Nabi. Tapi, jawaban Nabi sungguh luar biasa.

"Malaikat, saya itu diutus untuk mengajak, bu’itstu dâ’iyan, bukan untuk menghancurkan. Kalau tidak dapat bapaknya, anaknya. Kalau tidak dapat anaknya, cucunya. Inilah ruḥu dakwahnya Rasulullah SAW," tegas Gus Mus.

 

Menurutnya, karena wujud dakwah ini, maka segera penduduk dunia ini memeluk agama Islam, bahkan sampai sekarang hampir nomer satu di dunia.

"Ini ditiru oleh pendahulu-pendahulu kita yaitu para wali songo di tanah Jawa. Mereka terkenal memiliki ruḥud da’wah," tegas Gus Mus.

Baca Juga: Kambing Kyai Chudlori Disembelih Gus Dur di Malam Hari, Paginya Santri Tegalrejo Geger, Ini yang Terjadi!

Gus Mus memberikan contoh wayang yang dikreasikan Sunan Kalijaga. Baginya, bentuk wayang itu syar’i, kalau bahasa sekarang, sebab menggambar tiga dimensi itu tidak boleh, sebagaimana dalam hadis.

"Maka bentuknya dibuat gepeng (pipih), matanya cuma satu, tangannya panjang melebihi lutut. Manusia kan tidak ada yang seperti itu," tegasnya.

Kenapa disebut wayang? Menurut Gus Mus, karena itu bukan manusia, tetapi cuma ayang-ayang (bayang-bayang) dari manusia. Lalu ada dalang, orang yang suka cerita dengan cerita macam-macam.

"Nah, sekarang itu orang sudah kehilangan rūḥud da’wah. Pokoknya sesat disikat. Andaikan dahulu Rasulullah begitu, bisa kita bayangkan Islam tidak bisa berkembang. Cuma Rasulullah yang Islam, sementara yang lainnya disikat," tegasnya.

Baca Juga: Maksa Mau Mengislamkan Orang Lain? Gus Mus: Sombong Banget, Nabi Muhammad Saja Gak Bisa

Untungnya, lanjut Gus Mus, Rasullulah tidak seperti orang seperti itu. Rasullulah memiliki sifat rūḥud da’wah, mengajak secara pelan-pelan bill hikmati wal maidhatil khasanah, seperti calo terminal itu contoh dakwah yang paling bagus.

Kalaupun dalam dakwah harus adu argumentasi, maka lakukan wajâdilhum billatî hiya aḥsan.

"Artinya, apabila kita harus lebih baik dulu jika ingin membantah orang lain. Jangan sampai kita melaknati orang lain dengan perkataan kita, dan jangan sampai ketika orang lain mengeluarkan kata kotor, lalu kita membalas dengan balasan yang lebih buruk," tegas Gus Mus.

Bagi Gus Mus, kalau mau disebut Muslim sejati maka jangan sampai lisannya fasih dengan perkataan kotor atau laknat.

"Mengajak orang itu dengan lemah lembut," pungkas Gus Mus.***

Editor: Muhammadun

Sumber: Dunia Islami Official

Tags

Terkini

Terpopuler