Puisi Sajak Seorang Tua Untuk Isterinya Karya Ws Rendra, Aku Tulis Sajak Ini Untuk Menghibur Hatimu

6 April 2022, 22:30 WIB
Sajak Seorang Tua Untuk Istrinya /Tangkapan Layar Kanal YouTube/Ilalng kota/

BERITA BANTUL - Siapa yang tidak kenal sosok sastrawan yang sangat luar biasa yang karya-karyanya sudah fenomenal

Namanya Ws Rendra, sastrawan yang sangt kritis dan membuat bait-bait indah untuk menjadi kisahnya.

Sejak masih muda beliau sudah sering menulis puisi, skenario drama, menulis cerpen, dan esai sastra di media massa.

Baca Juga: Puisi Pamflet Cinta Karya Ws Rendra, Bahagia karena mempunyai kamu di dalam kalbuku

W.S. Rendra yang memiliki nama asli Willibrordus Surendra Broto Rendra adalah seorang sastrawan berkebangsaan Indonesia yang lahir di Solo, Hindia Belanda, 7 November 1935 dan meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun.

Berikut dirangkum BeritaBantul.com dari kanal YouTube Ilalangkota, yang membacakan bait-bait yang berjudul:

Sajak Seorang Tua Untuk Isterinya

 (W.S. Rendra) Sajak-sajak sepatu tua,1972.

 

Aku tulis sajak ini

untuk menghibur hatimu

Sementara kau kenangkan encokmu

kenangkanlah pula masa remaja kita yang gemilang

Dan juga masa depan kita

yang hampir rampung

dan dengan lega akan kita lunaskan.

 

Kita tidaklah sendiri

dan terasing dengan nasib kita

Kerna soalnya adalah hukum sejarah kehidupan.

Suka duka kita bukanlah istimewa

kerna setiap orang mengalaminya.

Baca Juga: Puisi Thank You Allah, Mengingatkan Kepada Kita Semua Atas Kenikmatan Hidup yang Diberikannya

Hidup tidaklah untuk mengeluh dan mengaduh

Hidup adalah untuk mengolah hidup

bekerja membalik tanah

memasuki rahasia langit dan samodra,

serta mencipta dan mengukir dunia.

Kita menyandang tugas,

kerna tugas adalah tugas.

Bukannya demi sorga atau neraka.

Tetapi demi kehormatan seorang manusia.

 

Kerna sesungguhnyalah kita bukan debu

meski kita telah reyot, tua renta dan kelabu.

Kita adalah kepribadian

dan harga kita adalah kehormatan kita.

Tolehlah lagi ke belakang

ke masa silam yang tak seorangpun kuasa menghapusnya.

 

Lihatlah betapa tahun-tahun kita penuh warna.

Sembilan puluh tahun yang dibelai napas kita.

Sembilan puluh tahun yang selalu bangkit

melewatkan tahun-tahun lama yang porak poranda.

Dan kenangkanlah pula

bagaimana kita dahulu tersenyum senantiasa

menghadapi langit dan bumi, dan juga nasib kita.

Baca Juga: Puisi Lagu Seorang Gerilya dan Lagu Serdadu karya Ws Rendra, Baca dan Resapi Bagaimana Burung Merak Bernyanyi

Kita tersenyum bukanlah kerna bersandiwara.

Bukan kerna senyuman adalah suatu kedok.

Tetapi kerna senyuman adalah suatu sikap.

Sikap kita untuk Tuhan, manusia sesama,

nasib, dan kehidupan.

 

Lihatlah! Sembilan puluh tahun penuh warna

Kenangkanlah bahwa kita telah selalu menolak menjadi koma.

Kita menjadi goyah dan bongkok

kerna usia nampaknya lebih kuat dari kita

tetapi bukan kerna kita telah terkalahkan.

 

Aku tulis sajak ini

untuk menghibur hatimu

Sementara kaukenangkan encokmu

kenangkanlah pula

bahwa kita ditantang seratus dewa.

Baca Juga: Puisi 'Gugur' Karya Ws Rendra, Baca dan Resapi Bagaimana Ia Merangkak di Atas Bumi yang Dicintainya

Demikian Puisi diatas, baca dan resapi, sehingga anda dapat memahami yang terkandung dalam puisi diatas.***

Editor: Ahmad Amnan

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler