Sejarah Kenapa Malam 1 Suro Keramat, Ternyata Itu Tradisi Dari Sultan Agung Untuk Menyatukan Penduduk Jawa

23 Juli 2022, 22:30 WIB
Siasat Sultan Agung, Ini Fakta Sejarah Malam Satu Suro Sehingga Dikeramatkan Oleh Masyarakat Jawa /Tangkapan layar Instagram/ @bayu_ario

BERITA BANTUL - Sejarah Kenapa Malam 1 Suro Keramat, Ternyata Itu Tradisi Dari Sultan Agung Untuk Menyatukan Penduduk Jawa.

Malam satu suro adalah waktu dimana dimulainya penanggalan tahun hijriyah yaitu bulan muharram bagi umat muslim di seluruh dunia malam ini menjadi berkah tersendiri karena akan memulai kembali tahun dan bulan baru.

Namun istimewanya 1 suro dalam adat jawa adalah melakukan beberapa perayaan sakral ada banyak sekali kegiatan yang mungkin bisa dianggap datangkan kesan mistis bagi sebagian orang.

Baca Juga: Ternyata 2 Orang Inilah yang Akan Memandu Umat Islam Masuk Surga Kata Gus Baha, Terserah Mau Ikut Siapa

Akan tetapi sebelum menduga-duga yang tidak kita tahu ada baiknya untuk mengetahui asal sejarah malam satu suro.

Dirangkum BeritaBantul.com dalam kanal YouTube Semangat 5 Zaman, apa saja yang dilakukan serta manfaatnya bagi masyarakat sejarah perayaan malam satu suro ada tradisi yang diturunkan dari sultan agung mataram.

Seperti yang sudah dibahas malam satu suro adalah awal dari bulan muharram dalam kalender hijriyah.

Penamaan suro ini ternyata telah ada sejak zaman kerajaan dahulu kala jika zaman mataram islam masih berdiri sultan agung adi prabu hanyokrokusumo menyebut malam tersebut dengan nama bulan suro.

Hal tersebut terjadi karena sang sultan ingin mengubah kalender saka atau perpaduan kalender jawa dan hindu dan memadamkannya dengan penanggalan hijriah.

Baca Juga: Peristiwa Malam 1 Suro yang Menjadi Tonggak Sejarah Mulai Nabi Adam Sampai Nabi Muhammad Saw

Sehingga dengan adanya suro masyarakat jawa pedalaman yang memakai sistem saka tetap penduduk islam pesisir yang memakai sistem hijriah bisa Bersatu.

Hal yang menyebabkannya dianggap sacral bulan suro yang dianggap sakral jika dipandang dari segi kejawen suro memang dianggap sakral dan istimewa.

Salah satu buku berjudul misteri bulan suro perspektif islam jawa karangan Muhammad Solihin mengatakan bahwa.

Pada malam ini adalah kedatangan ajisaka yang membebaskan rakyat jawa dari makhluk ghaib raksasa hanya itu.

Ada alasan lain yang menyebabkan satu suro dikenal sebagai waktu istimewa pertama secara turun-temurun rakyat jawa percaya.

Bahwa bulan suro merupakan kelahiran aksara jawa malam satu suro disebut juga sebagai hari pulangnya arwah para keluarga yang sudah meninggal.

Perayaan di malam satu suro kirab kebo dan cuci benda pusaka untuk beberapa daerah yang masih kental adatnya seperti kesultanan yogyakarta kasunanan Surakarta Kasultanan cirebon biasanya melakukan perayaan masing-masing.

Baca Juga: Mayoritas Penduduk Surga Ternyata Kaum Perempuan Kata Syekh Yusri Mesir

Contohnya seperti tapa bisu yang dilakukan di kota jogjakarta dan solo tapa bisu adalah ritual mengunci mulut dengan tidak mengeluarkan kata-kata apapun bagi para abdi dalem mereka akan berjalan mengelilingi benteng kraton.

Sedangkan di kasunanan surakarta mereka melakukan penyucian benda pusaka serta kirab kebo bule kyai slamet untuk ikut turut ke jalan kirab ini akan dilakukan sesuai dengan keinginan sang kiai.

Dalam kirab orang akan berbondong-bondong ngalap berkah dengan menyentuh atau bahkan mengambil kotoran kerbau larangan malam satu suro.

Hal yang dilarang selama bulan suro unik sih memang malam satu suro bisa disebut mendatangkan berkah sedangkan ada yang mengatakan bahwa ia juga bisa membawa sial karena hal tersebutlah maka ada larangan yang tak tertulis di malam satu suro ini.

Mengutip dari berbagai sumber ketika datang satu suro masyarakat tidak boleh menyelenggarakan pesta pernikahan berpergian jauh mengadakan hajatan serta pindah rumah sebaiknya pada satu suro.

Baca Juga: Kenapa Para Kiai Indonesia Tidak Mengikuti Sayyid Husein, Melainkan Sayyid Hasan? Begini Penjelasan Gus Baha

Seseorang dianjurkan untuk melakukan atau begadang sepanjang malam serta melakukan ritual mendekatkan diri kepada sang maha kuasa.

Itulah kisah mengapa 1 suro disebut sebagai malam dan bulan sakral pada awalnya usaha ini  merupakan upaya sultan agung menjatuhkan kelompok jawa tulen dan mereka yang berada di pesisir.

Namun ternyata tradisi ini masih berlangsung hingga sekarang terutama bagi rakyat yang tinggal di daerah kraton kesultanan yang masih melakukan berbagai tradisi berupa upacara dengan tujuan mendekatkan diri pada sang pencipta.***

Editor: Ahmad Amnan

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler