Terjadi Ketidakadilan Pada Warga Jakarta, Terbukti Pada Film Dokumenter Ini, Review Film “Jakarta Unfair”

30 November 2022, 21:35 WIB
Latar film/Jakarta Unfair /

 

BUDAYA-Ada review film dokumenter yang disusun oleh mahasiswa, yang menggambarkan fakta kondisi masyarakat di Indonesia yang memprihatinkan.

Memang benar, antara pemerintah dengan rakyat Indonesia tidak seluruhnya sinkron. Bagaimana tidak? Keadilan mereka hanya dilihat dalam satu sisi saja.

Terbukti pada film dokumenter tentang pergusuran rumah warga di sekitar Sungai Ciliwung. Penasaran seperti apa reviewnya, simak selengkapnya dibawah ini.

Baca Juga: Jangan Terlalu Ingin Dipandang Kaya, Tahu Sendiri Akibatnya, Review Film Pendek 'Wang Sinawang'

Film Jakarta Unfair merupakan film dokumenter tentang situasi masyarakat di Jakarta. Film ini disusun atau di sutradarai oleh beberapa mahasiswa yaitu Sindy Febriyani dan Dhuha Ramadhani (Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia).

Mereka terinspirasi membuat film ini dengan alasan adanya pergusuran dari pemerintah sebagai penertiban di wilayah Jakarta untuk menghindari/mengurangi adanya bencana-bencana seperti banjir.

Menurut laporan LBH Jakarta, Pemprov Jakarta telah melakukan 113 kali pergusuran selama tahun 2015 dan 325 titik terancam digusur tahun 2016.

Setidaknya 70 ℅ pergusuran dilakukan sepihak dan tanpa solusi yang sepadan. Pemerintah tidak memikirkan keadaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya setelah masyarakat digusur.

Baca Juga: Analisis Pesan Moral dari Film Pendek yang Berjudul 'UNBAEDAH'

Hal inilah menunjukkan ketidakadilan antara pemerintah dengan rakyat. Bagaimana tidak? Pemerintah seenaknya melakukan pergusuran di wilayah Sungai Ciliwung dan Kampung Akuarium tanpa persetujuan penghuninya.

Memang masyarakat difasilitasi dengan rumah susun, namun tetap membayar pajak. Sementara dalam mata pencaharian kebutuhannya yang disediakan hasilnya tidak sepadan dengan pembayaran pajaknya.

Pemerintah hanya memikirkan secara fisik tidak secara norma, etika, dan material/SDM dalam beradaptasi dengan tempat baru itu. Adapun yang memberikan komentar terhadap film ini yaitu :

“Pesan moral yang saya tangkap, bahwa pembenahan negeri ini tidak boleh hanya melulu pembangunan fisik, tetapi perlu juga pembangunan SDM, sehingga jangan sampai orang yang sudah dimanusiawikan oleh fasilitas tetapi ternyata tidak mampu bertahan oleh kondisi ekonomi, yang pada akhirnya kembali kepada komunitas pinggiran yang masih bertahan. Pada akhirnya akan kembali muncul-muncul kampung-kampung kumuh itu tidak dapat diatasi oleh pimpinan saat ini.” Komentar Ibnu Aji.

Baca Juga: Makna atau Arti Kata Hempas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI

Melihat anak-anak sekitar Sungai Ciliwung serta warganya saat memperingati kenangan terakhir mereka atas hancurnya kampung halaman yang begitu sederhana tetapi bermakna.

Untuk itu, mari kita tingkatkan sikap nasionalisme dengan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan Undang-undang Negara RI. Sekian dan semoga bermanfaat.***

Sumber: Dikutip dari akun YouTube Watchdoc Documentary.

Penulis : Siti Fatimah Zahro, Mahasiswa Program Studi (Prodi) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sunan Pandanaran, Yogyakarta.

 

 

 

Editor: Ahmad Syaefudin

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler