Puisi Selamat Tahun Baru Karya Gus Mus, Indah Penuh Renungan yang Menggugah Jiwa

1 Januari 2023, 09:10 WIB
Puisi Selamat Tahun Baru Karya Gus Mus, Indah Penuh Renungan yang Menggugah Jiwa /youtube @gusmuschanel/

BUDAYA - Puisi Selamat Tahun Baru Karya Gus Mus, Indah Penuh Renungan yang Menggugah Jiwa.

KH. Ahmad Mustofa Bisri atau lebih sering dipanggil dengan Gus Mus adalah pimpinan Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang.

Gus Mus juga seorang intelektual muslim (cendekiawan), sastrawan, seniman, dan budayawan, Beliau merupakan kiai yang nyeni.

Baca Juga: Arti atau Makna Tahun Menutur Kamus Besar Bahasa Indonesia, KBBI

Salah satu karya Gus Mus adalah puisi yang berjudul selamat tahun baru kawan. Puisi ini Gus Mus bercerita tentang merayakan bersukaria bersama kawan kawan.

Sehingga puisi sangat cocok untuk dibacakan sambut tahun baru dan jadi renungan dahsyat melangkah di masa depan selama satu tahun.

Simak puisi selamat tahun baru kawan karya Gus Mus, berikut ini. 

Selamat Tahun Baru Kawan

Kawan, sudah tahun baru lagi

Belum juga tibakah saatnya kita menunduk memandang diri sendiri

Bercermin firman Tuhan, sebelum kita dihisab-Nya

Kawan siapakah kita ini sebenarnya?

Muslimkah, mukminin, muttaqin,

kholifah Allah, umat Muhammadkah kita?

Khoirul ummatinkah kita?

Atau kita sama saja dengan makhluk lain atau bahkan lebih rendah lagi

Hanya budak perut dan kelamin

Iman kita kepada Allah dan yang ghaib rasanya lebih tipis dari uang kertas ribuan 

Lebih pipih dari kain rok perempuan

Betapapun tersiksa, kita khusyuk didepan masa

Dan tiba tiba buas dan binal disaat sendiri bersama-Nya

Syahadat kita rasanya lebih buruk dari bunyi bedug,atau pernyataan setia pegawai rendahan saja.

Kosong tak berdaya.

Shalat kita rasanya lebih buruk dari senam ibu-ibu

Lebih cepat dari pada menghirup kopi panas dan lebih ramai daripada lamunan 1000 anak pemuda.

Doa kita sesudahnya justru lebih serius memohon enak hidup di dunia dan bahagia di surga.

Puasa kita rasanya sekadar mengubah jadual makan minum dan saat istirahat, tanpa menggeser acara buat syahwat, ketika datang rasa lapar atau haus.

Kita manggut manggut, ooh...beginikah rasanya dan kita sudah merasa memikirkan saudara saudara kita yang melarat.

Zakat kita jauh lebih berat terasa dibanding tukang becak melepas penghasilanya untuk kupon undian yang sia-sia.

Kalaupun terkeluarkan, harapan pun tanpa ukuran upaya-upaya Tuhan menggantinya lipat ganda

Haji kita tak ubahnya tamasya menghibur diri, mencari pengalaman spiritual dan material, membuang uang kecil dan dosa besar.

Lalu pulang membawa label suci asli made in saudi "HAJI"
Kawan, lalu bagaimana dan seberapa lama kita bersama-Nya
atau kita justru sibuk menjalankan tugas mengatur bumi seisinya,
mensiasati dunia khalifahnya,
 
Kawan, tak terasa kita semakin pintar, mungkin kedudukan kita sebagai khalifah mempercepat proses kematangan kita paling tidak kita semakin pintar berdalih
Kita perkosa alam dan lingkungan demi ilmu pengetahuan
Kita berkelahi demi menegakkan kebenaran,mengacau dan menipu demi keselamatan
Memukul, mencaci demi pendidikan
Berbuat semaunya demi kemerdekaan
Tidak berbuat apa apa demi ketenteraman
Membiarkan kemungkaran demi kedamaian pendek kata demi semua yang baik halallah sampai yang tidak baik.
 
Lalu bagaimana para cendekiawan, seniman, mubaligh dan kiai sebagai penyambung lidah Nabi
Jangan ganggu mereka
Para cendekiawan sedang memikirkan segalanya
Para seniman sedang merenungkan apa saja
Para mubaligh sedang sibuk berteriak kemana-mana
Para kiai sibuk berfatwa dan berdoa
Para pemimpin sedang mengatur semuanya
Biarkan mereka di atas sana
Menikmati dan meratapi nasib dan persoalan mereka sendiri.
 
Demikian Puisi selamat tahun baru Gus Mus, semoga bermanfaat.***
Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler