BERITA BANTUL - Mendengar nama Chairil Anwar maka akan teringat dengan julukan Sang Binatang Jalang.
Chairil Anwar mendapat julukan tersebut berkat puisinya yang berjudul "AKU", dengan puisinya itu ia mampu menghipnotis pembacanya untuk larut dalam puisinya.
Karya puisi yang diciptakan oleh Chairil Anwar serat akan makna perjuangan, kehidupan. karena ia termasuk dalam sastrawan angkatan 45.
Baca Juga: Puisi 'Kepada Kawan' Karya Chairil Anwar, Sastrawan dengan Julukan Si Binatang Jalang
Berikut ini lima puisi dahsyat karya Chairil Anwar.
- Aku
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi.
Baca Juga: 'Hanya Ada Satu Kata: Lawan!', Puisi Wiji Thukul yang Tak Lekang Saat Demonstrasi
- Sia-Sia
Penghabisan kali itu kau datang
Membawaku karangan kembang
Mawar merah dan melati putih:
Darah dan suci
Kau tebarkan depanku
Serta pandang yang memastikan: Untukmu.
Sudah itu kita sama termangu
Saling bertanya: Apakah ini?
Cinta? Keduanya tak mengerti.
Sehari itu kita bersama. Tak hampir-menghampiri.
Ah! Hatiku yang tak mau memberi
Mampus kau dikoyak-koyak sepi.
Baca Juga: Puisi 'Aku' Karya Chairil Anwar, Karya Sastra yang Sangat Masyhur, Baca dan Resapi Maknanya
- Sendiri
Hidupnya tambah sepi, tambah hampa
Malam apa lagi
Ia memekik ngeri
Dicekik kesunyian kamarnya
Ia membenci. Dirinya dari segala
Yang minta perempuan untuk kawannya
Bahaya dari tiap sudut. Mendekat juga
Dalam ketakutan-menanti ia menyebut satu nama
Terkejut ia terduduk. Siapa memanggil itu?
Ah! Lemah lesu ia tersedu: Ibu! Ibu!
Baca Juga: Puisi 'Cinta dan Benci' Karya Chairil Anwar, Baca dan Resapi Maknanya
- Tak sepadan
Aku kira,
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasvéros.
Dikutuk sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka.
Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa apa
Aku terpanggang tinggal rangka.
- Penghidupan
Lautan maha dalam
Mukul dentur selama
Nguji tenaga pematang kita
Mukul dentur selama
Hingga hancur remuk redam Kurnia Bahagia
Kecil setumpuk
Sia-sia dilindung, sia-sia dipupuk.
Demikian lima puisi karya Chairil Anwar yang sangat dahsyat. Semoga bermanfaat. ***