Pusi Rendra 'Sajak Tangan' Baca dan Resapi Keindahan Diksi Sang Burung Merak

- 20 Mei 2022, 20:15 WIB
Puisi Rendra
Puisi Rendra /Tangkapan Layar Kanal YouTube/Burung merak Indonesia/

BERITA BANTUL - W.S. Rendra yang memiliki nama asli Willibrordus Surendra Broto Rendra adalah seorang sastrawan berkebangsaan Indonesia yang lahir di Solo, Hindia Belanda, 7 November 1935.

Dan meninggal di Depok, Jawa Barat, 6 Agustus 2009 pada umur 73 tahun. Sejak masih muda beliau sudah sering menulis puisi, skenario drama, menulis cerpen, dan esai sastra di media massa.

Beliau adalah penyair ternama yang kerap dijuluki dengan sebutan "Burung Merak". Rendra juga orang yang telah mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan telah melahirkan banyak seniman terkenal.

Baca Juga: Puisi Rendra Tentang Kehidupan 'Sajak Bulan Purnama' Baca dan Resapi Kehidupan Malam yang Terang

Seperti Sitok Srengenge, Radhar Panca Dahana, Adi Kurdi dan lain-lain. Namun Bengkel Teater itu akhirnya kocar kacir karena tekanan politik dan Rendra memindahkannya ke Depok pada tahun 1985.

Dirangkum BeritaBantul.com bait-bait indah karya Ws Rendra yang luar biasa dan memilki diksi-diksi yang luar biasa.

Sajak Tangan

(W.S. Rendra) TIM, 3 Juli 1977

 

Inilah tangan seorang mahasiswa,

tingkat sarjana muda.

Tanganku. Astaga.

Tanganku menggapai,

yang terpegang anderox hostes berumbai,

Aku bego. Tanganku lunglai.

Tanganku mengetuk pintu,

tak ada jawaban.

Aku tendang pintu,

pintu terbuka.

Di balik pintu ada lagi pintu.

Dan selalu :

ada tulisan jam bicara

yang singkat batasnya.

Aku masukkan tangan-tanganku ke celana

dan aku keluar mengembara.

Aku ditelan Indonesia Raya.

Tangan di dalam kehidupan

muncul di depanku.

Tanganku aku sodorkan.

Nampak asing di antara tangan beribu.

Aku bimbang akan masa depanku.

Tangan petani yang berlumpur,

tangan nelayan yang bergaram,

aku jabat dalam tanganku.

Tangan mereka penuh pergulatan

Tangan-tangan yang menghasilkan.

Tanganku yang gamang

tidak memecahkan persoalan.

Tangan cukong,

tangan pejabat,

gemuk, luwes, dan sangat kuat.

Tanganku yang gamang dicurigai,

disikat.

Tanganku mengepal.

Ketika terbuka menjadi cakar.

Aku meraih ke arah delapan penjuru.

Di setiap meja kantor

bercokol tentara atau orang tua.

Di desa-desa

para petani hanya buruh tuan tanah.

Di pantai-pantai

para nelayan tidak punya kapal.

Perdagangan berjalan tanpa swadaya.

Politik hanya mengabdi pada cuaca­..

Tanganku mengepal.

Tetapi tembok batu didepanku.

Hidupku tanpa masa depan.

Kini aku kantongi tanganku.

Aku berjalan mengembara.

Aku akan menulis kata-kata kotor

di meja rektor

Baca Juga: Puisi Rendra 'Sajak Pulau Bali' Baca dan Resapi Keindahannya Menyimpan Banyak Rahasia

Demikian Puisi Ws Rendra yang Berjudul Sajak Tangan yang memiliki makna dan diksi yang yang menggoda untuk dibaca.***

Editor: Ahmad Amnan

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah