Yang menyiram kebun-kebun asuhannya.
Itulah bahasa
Tapi matamu telah buta membacanya.
Kang Acep telah melahirkan banyak karya. Beberapa buah karyanya adalah Tamparlah Mukaku! (kumpulan sajak, 1982) Aku Kini Doa (kumpulan sajak, 1986) Kasidah Sunyi (kumpulan sajak, 1989) The Poets Chant (antologi, 1995) Aseano (antologi, 1995) A Bonsai’s Morning (antologi, 1996).
Baca Juga: Puisi Wanita Cantik Sekali di Multazam Karya Gus Mus yang Sangat Dahsyat
Ada juga karyanya yang lain, yakni Di Luar Kata (kumpulan sajak, 1996) Dari Kota Hujan (kumpulan sajak, 1996) Di Atas Umbria (kumpulan sajak, 1999) Dongeng dari Negeri Sembako (kumpulan puisi, 2001) Jalan Menuju Rumahmu (kumpulan sajak, 2004),Menjadi Penyair Lagi (antologi, 2007).
Kang Acep juga meraih banyak penghargaan, di antaranya adalah Penghargaan Penulisan Karya Sastra Depdiknas (2000), South East Asian (SEA), Write Award dari Kerajaan Thailand (2005), Khatulistiwa Literary Award (2007), Anugerah sastra Rancage dari Yayasan Rancage (2012).***