PUISI SYAIR - Ketika Engkau Bersembahyang, Puisi Cak Nun Emha Ainun Najib tentang Makna dan Hakikat Kehidupan.
Cak Nun adalah penyair dan budayawan nasional yang masyhur. Namanya masyhur bukan sebatas karena kontroversi, tapi memang karyanya yang dahsyat.
Gus Dur menyebut Cak Nun sebagai salah satu pendekar dari Jombang. Karya dan suara Cak Nun sering menggelegar di publik.
Puisi berjudul Ketika Engkau Bersembahyang ini menyajikan hakikat kehidupan, yakni sujud kepada Tuhan Yang Maha Segalanya.
Cak Nun juga menyajikan hakikat Fatihah yang bisa membuat kegelapan menjadi terang benderang.
Semua sujud manusia adalah wujud kepasrahan total kepadaNya. Maka, jangan pernah lupa dan lalai dengan sujud kepadaNya.
Berikut ini adalah Ketika Engkau Bersembahyang, Puisi Cak Nun Emha Ainun Najib tentang Makna dan Hakikat Kehidupan.
Ketika Engkau Bersembahyang
Ketika engkau bersembahyang
Oleh takbirmu pintu langit terkuakkan
Partikel udara dan ruang hampa bergetar
Bersama-sama mengucapkan allahu akbar
Baca Juga: Profil Singkat Sayyidina Husein Cucu Rasulullah SAW, Karbala Jadi Saksi Kepalanya Terpengggal
Bacaan Al-Fatihah dan surah
Membuat kegelapan terbuka matanya
Setiap doa dan pernyataan pasrah
Membentangkan jembatan cahaya
Tegak tubuh alifmu mengakar ke pusat bumi
Ruku’ lam badanmu memandangi asal-usul diri
Kemudian mim sujudmu menangis
Di dalam cinta Allah hati gerimis
Baca Juga: Arti Kata Kesambet dan Sinonimnya yang Viral Diucapkan Cak Nun Saat Minta Maaf Sebut Jokowi Firaun
Sujud adalah satu-satunya hakekat hidup
Karena perjalanan hanya untuk tua dan redup
Ilmu dan peradaban takkan sampai
Kepada asal mula setiap jiwa kembali
Maka sembahyang adalah kehidupan ini sendiri
Pergi sejauh-jauhnya agar sampai kembali
Badan di peras jiwa dipompa tak terkira-kira
Kalau diri pecah terbelah, sujud mengutuhkannya
Sembahyang di atas sajadah cahaya
Melangkah perlahan-lahan ke rumah rahasia
Rumah yang tak ada ruang tak ada waktunya
Yang tak bisa dikisahkan kepada siapapun
Oleh-olehmu dari sembahyang adalah sinar wajah
Pancaran yang tak terumuskan oleh ilmu fisika
Hatimu sabar mulia, kaki seteguh batu karang
Dadamu mencakrawala, seluas arasy sembilan puluh sembilan
1987.
Demikian syair Ketika Engkau Bersembahyang, Puisi Cak Nun Emha Ainun Najib tentang Makna dan Hakikat Kehidupan.***