Tahukah Anda! Bahwa Shalat Dhuha Memiliki Nilai Pahala Sama Dengan Pahala Haji dan Umrah yang Sempurna

2 November 2022, 16:25 WIB
Susah Bangun Shalat Tahajjud? Ini Caranya Agar Bangun Malam Menurut Imam Al Haddad /pixabay/

Ada dua waktu shalat wajib yang memiliki jarak waktu yang cukup lama, isya' sampai subuh dan subuh sampai dzuhur.

Yang mana waktu luang tersebut dapat dimanfaatkan untuk melaksanakan shalat sunah, seperti tahajud, dhuha, witir, dan lain-lain.

Namun, ada shalat sunah yang memiliki beberapa keutamaan sama dengan pahala haji dan umrah yang sempurna, yaitu Shalat Dhuha.

Baca Juga: Kenapa Shalat Sunah Sering Dilakukan? Ini Jawabannya, Nomor 4 Bisa Bikin Kamu Semangat Ibadah

Ingin tahu lebih lengkapnya, simaklah dibawah ini.

Shalat Dhuha hukumnya adalah sunah muakad, oleh karenanya siapa saja yang ingin memperoleh pahala dan keutamaan shalat Dhuha sangat dianjurkannya untuk dikerjakan, seperti yang telah dicontohkan Rasulullah SAW.

Banyak keutamaan shalat Dhuha yang dapat mendatangkan keuntungan dan kebaikan bagi setiap umatnya yang mengerjakan.

Beberapa keuntungan shalat Dhuha yang akan kita telusuri lebih lanjut bahwa shalat Dhuha memang shalat Dhuha yang istimewa.

Baca Juga: Berdoalah untuk Minta Hal Ini dan Jangan Minta yang Aneh-Aneh Kata Gus Baha

Mari kita kupas tuntas apa saja keutamaan shalat Dhuha itu. Berikut ini adalah beberapa penjelasan keutamaan-keutamaan shalat Dhuha.

Pertama, shalat Dhuha memiliki nilai seperti nilai amalan sedekah yang diperlukan oleh 360 persendian tubuh kita dan orang yang melaksanakannya akan memperoleh pahala sebanyak persendian itu.

Seperti yang disabdakan Rasulullah SAW, yaitu : “Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan Allahu Akbar) adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha sebanding dengan pahala semua itu. “ (HR. Muslim dan Ibnu Khuzaimah)

Baca Juga: Cara Kaum Muda Bangun Demokrasi dan Semangat Kebangsaan Menurut Prof Machasin

Kedua, shalat Dhuha seseorang di awal hari menjanjikan tercukupinya kebutuhan orang tersebut di akhir hari.

Shalat Dhuha adalah shalat permohonan rizki, seperti pada sabda Rasulullah SAW, yaitu : “Sesungguhnya Allah ‘Azza Wa Jalla berfirman : “Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka Aku akan mencukupimu di sore harimu. “ (HR. Al Hakim)

Ketiga, shalat Dhuha bisa membuat orang yang melaksanakannya (atas izin Allah) meraih keuntungan (Ghanimah) dengan cepat.

Keempat, orang bersedia meluangkan waktu untuk melaksanakan shalat Dhuha 12 rakaat akan diberi ganjaran oleh Allah berupa sebuah rumah indah yang terbuat dari emas kelak di akhirat.

Baca Juga: Peranan Mujahadah Kamis Wage Di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran Bagi Santri Dan Masyarakat Sekitar

Kelima, orang yang melaksanakan shalat Dhuha mendapatkan pahala haji dan umrah sempurna. Seperti sabda Nabi, yaitu : “Dari Anas saw. Berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala, seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna. “ (HR.At Tirmidzi)

Keenam, shalat Dhuha akan menggugurkan dosa-dosa orang yang senang melakukannya walaupun dosanya itu sebanyak buih di lautan.

Ketujuh, keutamaan lain yang disediakan Allah bagi orang yang merugikan shalat Dhuha bahwa dia akan dibuatkan pintu khusus di surga kelak, yakni pintu yang dinamakan pintu Dhuha.

Baca Juga: Penguatan Lulusan Pesantren Jadi Fokus Utama Majelis Masyayikh

Begitulah, keutamaan-keutamaan shalat Dhuha yang dapat memotivasi kita dalam mengerjakan shalat Dhuha.

InsyaAllah, ketika kita mengerjakan sesuatu dengan dilengkapi shalat Dhuha maka, segala sesuatu itu akan mudah dan diberikan kelancaran.

Selain itu, jika kita bekerja pekerjaannya akan berkualitas dan berkah dunia dan akhirat.***

Penulis : Siti Fatimah Zahro, Mahasiswa Program Studi (Prodi) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sunan Pandanaran, Yogyakarta.

Editor: Ahmad Syaefudin

Sumber: Kemenag

Tags

Terkini

Terpopuler