Network
BERITA BANTUL – Janganlah berani kepada anak karena nanti bisa bikin kualat kata Gus Baha.
Berani kepada anak ternyata bisa membikin kualat menurut Gus Baha. Tentu saja karena anak adalah amanah dari Allah.
Hanya saja, Gus Baha tidak hanya menjelaskan perihal bahwa anak sekadar amanah dari Allah tetapi lebih dari itu.
Menurut Gus Baha, anaklah yang nantinya akan meneruskan dan mewariskan kalimat tauhid.
Baca Juga: Jangan Jadi Zuhud kalau Berbuat Seperti Ini kepada Anak Kata Gus Baha, Kawal Kalimat Tauhid
Gus Baha mengatakan, “Kalimat tauhid harus kamu jadikan kalimat yang abadi pada keturunanmu.”
“Itulah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim,” terang Gus Baha.
“Makanya Nabi Ibrahim disebut sebagai ‘Bapak tauhid’ karena obsesinya satu, pokoknya kalimat tauhid harus menjadi kalimat yang abadi pada keturunannya,” terang Gus Baha.
Gus Baha lantas mengemukakan bahwa menghormati anak dalam masyarakat kita justru terkesan tidak lazim.
“Saya itu hormat kepada anak saya tapi malah ditegur. Bahkan keluarga saya yang lebih tua dari saya pun menegur,” ujar Gus Baha.
“Mereka pada bilang, ‘Anak, kok, dimanja, nanti malah melawan.’ Padahal saya itu tidak pernah memanjakan anak,” ungkap Gus Baha.
“Pikiran saya sederhana,” sambung Gus Baha, “saya pasti mati, setiap saat saya bisa mati. Yang meneruskan tauhid pasti anak saya karena saya mati.”
“Akan tetapi,” imbuhnya, “hal itu memang tidak populer.”
Baca Juga: Susah Dapat Keturunan, Banyak Hutang dan Rezeki Susah? Baca Satu Kalimat Ampuh Ini, Kata Gus Baha
Gus Baha melanjutkan, “Saya memang tanamkan pada istri saya bahwa hendaklah tidak berani pada anak, nanti kualat.”
“Ini memang tidak lazim,” sambung Gus Baha, “tetapi saya tanamkan terus agar tidak berani pada anak karena nanti bisa kualat.”
Kebanyakan orang bilang bahwa anak itu tidak boleh berani pada orang tua. Menurut Gus Baha, hal itu tidak bisa karena anak kecil itu belum mukallaf sehingga tidak bakalan kualat.
“Artinya,” tegas Gus Baha, “status anak ini tidak punya dosa di sisi Allah sementara dosamu sudah banyak sekali.”
Baca Juga: Kiat Kaya Raya Nabi Ayub AS, Gus Baha: Ternyata Suka Wiridan di Kamar!
Gus Baha menasihatkan, “Anak itu, baik dia berniat untuk mengirim Al-Fatihah pada orang tuanya atau tidak, asalkan dia beramal saleh, otomatis orang tuanya mendapatkan kiriman amal.”
Gus Baha lantas membacakan riwayat hadis tentang tiga hal yang tidak terputus amalnya, yakni sedekah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh.
“Untuk bersedekah, kamu harus kaya dulu. Untuk menebarkan ilmu yang bermanfaat, kamu harus menjadi alim dulu,” tutur Gus Baha.
Gus Baha melanjutkan, “Yang mudah hanya anak yang saleh karena kamu pasti punya anak.”
Baca Juga: Shalat Itu Mencegah dari Perbuatan Mungkar, Begini Alasannya Menurut Gus Baha
“Kalau menurut saya,” kata Gus Baha, “pilih saja yang ketiga, yakni anak yang saleh.”
Gus Baha menjelaskan, “Saleh itu juga ada kelas-kelasnya. Yang pertama, yang penting mengucap kalimat tauhid, la ilaha illallah muhammadun rasulullah.”
Menurut Gus Baha, anak yang sudah membawa kalimat tauhid tersebut pun sudah dianggap saleh sehingga orang tuanya bisa mendapat kiriman pahala kesalehan.
Gus Baha melanjutkan keterangannya, “Orang tua itu harus memuliakan anaknya. Saya baca di kitab Mizan Kubra, dijelaskan bahwa termasuk adab para nabi adalah memuliakan anak.”
Baca Juga: Jangan Bertamu ke Rumah Orang Lain sebelum Hal Ini Terjadi Kata Gus Baha
“Anak itulah yang kelak mempunyai waktu lebih panjang untuk membawa kalimat tauhid,” tegas Gus Baha.
Tulisan ini disarikan dan diolah dari keterangan Gus Baha yang dilansir dari kanal YouTube Santri Gayeng.***
