HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Ibn Majah, Nasa’i, dan lain-lain, Disahihkan oleh Al-Albani dalam Sahih Tirmidzi
Berlanjut di malam ke 26 Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak keluar dari masjid, di malam ke 27 Rasulullah membangunkan keluarganya kemudian beliau shalat (tahajud atau tarwih) berjamaah bersama para Sahabatnya dari awal malam sampai akhir malam, sampai-sampai kata Abu Dzar, “sampai-sampai kami khawatir tidak mendapatkan sahur saking panjangnya sholat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”
Ternyata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mencari Lailatul Qadar dengan cara menghabiskan malam untuk shalat. Tentunya kekuatan kita tidak sama dengan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para Sahabatnya.
Di zaman ini siapa yang mampu di antara kita yang shalat dari awal malam sampai akhir malam? Di antara kita tidak ada yang mampu yang hidup di zaman ini.
Tetapi kita bisa lakukan ibadah yang lain selain shalat. Kita bisa banyak membaca Al-Quran, banyak mentadaburi Al-Qur’an, kita juga bisa beribadah dengan ibadah ibadah yang lainnya. Ibadah-ibadah yang baik berupa dzikir kepada Allah.
Ikhwatal Islam azzakumullah wa iyyakum.
Lailatul Qadar mempunyai tanda-tanda yang Rasullullah kabarkan kepada kita. Diantaranya Rasulullah mengatakan cahaya matahari di waktu pagi terlihat warnanya merah dan tidak panas.
Namun ada sebuah kesalahan yang banyak dilakukan oleh kita, yaitu kita berusaha melihat matahari di setiap pagi untuk memastikan apakah saya dapat Lailatul Qadar atau tidak.
Ini perbuatan yang tidak pernah dilakukan oleh para Sahabat dan juga para Salafus Shalih. Kenapa? Karena hal seperti itu bisa menyebabkan kita lemah dalam beribadah.