Para sufi yang hadir, antara lain, untuk menyebut beberapa saja, adalah Abu Al Qasim Al Junaidi, Abu Bakar Al Syibli, dan Ibrahim bin Fatik. Nama terakhir ini adalah sahabat setia yang selalu menemani Al Hallaj di penjara.
Tak jelas bentuk hukuman mati untuk Al Hallaj itu, apakah di tiang gantungan, dipenggal, atau disalib di pelepah kayu keras. Mungkin tak penting betul untuk dijawab.
Yang populer adalah bahwa dia dipenggal lehernya sesudah mati digantungan.
Beberapa menit menjelang kematiannya, meski tubuhnya dililit rantai besi, Al Hallaj berdiri tegak dan dengan riang, seperti akan bertemu Kekasih, menengadahkan wajahnya ke langit biru yang bersih, seakan siap menyambut kedatangannya.
Dia menyampaikan kata-kata monumental yang indah beberapa saat sebelum napasnya pergi dan kembali kepada Tuhan.
Oh Tuhan, lihatlah, hamba-hamba-Mu telah berkumpul.
Mereka menginginkan kematianku demi membela-Mu dan untuk lebih dekat dengan-Mu.
Oh Tuhan, ampuni dan kasihi mereka.
Andai saja Engkau menyingkapkan kelambu wajah-Mu kepada mereka sebagaimana Engkau singkapkan kepadaku, niscaya mereka tak akan melakukan ini kepadaku.