Dalam Setiap Keindahan Terdapat Kekurangan yang Harus Diterima, Hikmah bagi Pasangan Suami Istri

- 23 Desember 2022, 11:11 WIB
Calon Pasangan Ternyata Pernah Zina, Bagaimana Hukum Menikahinya?
Calon Pasangan Ternyata Pernah Zina, Bagaimana Hukum Menikahinya? /pixabay/

Culture shock memang menjadi momen penuh emosi yang meguras tenaa maupun pikiran bagi sebagian besar pasangan baru. Apalagi, jika kamu memutuskan tetap tinggal bersama mertua, maka culture shock akan lebih terasa dibandingkan memilih tinggal sendiri tanpa keluarga besar.

Penyebab utama culture shock adalah karena adanya perbedaan. Perbedaan yang bukan hanya ada pada diri masing-masing pasangan, tetapi juga karena lingkungan dan susana baru.

Selain itu, ada pula tuntutan lain dari pihak orangtua jika tinggal bersama. Misalnya, kamu harus memakan makanan yang rasanya belum pernah dikenal oleh lidahmu.

Baca Juga: Perlunya Orang Tua Mengenali Penyebab Stres pada Anak

Perbedaan-perbedaan reseh itulah yang membuatmu tertekan, kwalahan, bingung, akhirnya frustasi.

Sebenarnya, akibat dari adanya perbedaan dalah menimbulkan rasa khawatir dalam diri pasangan baru. Kekhawatiran yang berlebih inilah yang menjadikan pasangan baru mudah dihinggapi depresi, sehingga terjadi culture shock.

Untuk itu, seharusnya, pasangan baru tidak perlu terlalu memaksakan pasangan untuk langsung mengikuti adat atau kebiasaan di lingkunganmu. Hal utama yang harus dilakukan adalah memberi pengertian, baik kepada pasangan maupun orangtua.

Culture shock memiliki beberapa tahap. Tahap ini dimulai sejak menikah hingga menjadi pasangan yang saling memahami dan mengerti satu sama lainnya. Waktu yang diperlukan untuk saling mengerti dapat berbeda-beda pada masing-masing pasangan.

Dampak culture shock yaitu ada dua dampak positif dan dampak negatif.

  1. Dampak Positif, adanya perasaan dan keterikatan yang dalam terhadap pasangan. Setelah perjuangan panjang dan melelahkan untuk saling memahami, masing-masing pasangan akan lebih menghargai satu sama lainnya.
  2. Dampak Negatif, mengganggu masa-masa indah pada awal pernikahan. Masa yang seharusnya penuh dengan canda tawa karena euphoria pernikahan nyatanya diwarnai dengan perasaan depresi, bingung dan kewalahan dengan berbagai hal baru yang harus dijalani.***

Penulis: Mahasiswa Dika Ayu Pramesti, Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, STAI Sunan Pandanaran Yogyakarta.

Halaman:

Editor: Ahmad Syaefudin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x