BERITA BANTUL - Kerapan merupakan salah satu puisi karya D Zawawi Imron salah satu sastrawan dari Madura.
Puisi yang berjudul Kerapan ini bercerita tentangt salah satu tradisi di Madura yakni karapan sapi.
Berikut ini puisi Kerapan karya D Zawawi Imron selengkapnya. Selamat membaca.
Baca Juga: Kumpulan 10 Puisi Pendek Karya D Zawawi Imron yang Sangat Dahsyat
Kerapan
Karya: D Zawawi Imron
1
saronen itu ditiup orang
darah langit jatuh di padang, hatimu yang ditapai menjadi
sarapan siang
biarkan maut menghimbau, karena jejakmu telah diangkut
orang ke sampan
sampai kapan ya, ujung lalang itu menyentuh awan?
Baca Juga: Puisi Karya Taufiq Ismail 'Ketika Burung Merpati Sore Melayang', Baca dan Resapi Maknanya
ah, harum nangkamu menerbangkanku ke bintang
tapi ekorku panjang disentak anak di bumi
hingga aku turun kembali
Baca Juga: Puisi D Zawawi Imron 'Dialog Bukit Kemboja' Baca dan Resapi Maknanya
2
tanduk yang dibungkus beludru itu jangan dibuka, nanti matahari pecah olehnya
mendung, wahai mendung!
jangan curahkan tangismu
sebelum daun jati sempurna ranggasnya
maka daun-daun siwalan berayun karena angin tak henti bersiul
dan kalau putus nadimu, jangan khawatir
denyutmu akan terus hidup di laut
Baca Juga: Puisi D Zawawi Imron 'Dialog Bukit Kemboja' Baca dan Resapi Maknanya
3
sepasang sapi dengan lari yang kencang membawaku ke garis
kemenangan
arya wiraraja! perlukan aku menang
aku meloncat dan terjun di lapangan
aku tertidur dan mimpiku aneh,
kuterima piala
berupa sebuah tengkorak
yang dari dalam berdentang sebuah lonceng
Baca Juga: Puisi D Zawawi Imron 'Hanya Seutas Pamor Badik' Baca dan Rasakan Dahsyatnya
4
sapi! barangkali engkaulah anak yang lahir tanpa tangis
suaramu jauh malam menderaskan kibaran panji
larimu kencang melangkahi rindu sehingga topan senang
mengecup dahimu
jangan mungkir, bulan telah tidur dalam hatimu
bisikmu lirih menipiskan pisau yang akan memotong lehermu
bila kau tak sanggup berpacu lagi
dari hati tuanmu kini terdengar semerbak bumbu
Baca Juga: Puisi 'Celurit Emas' Karya Penyair Legendaris Madura Zawawi Imron
5
soronen itu masih saja ditiup orang
embun terangkat, kaki-kaki mengalir
dari saujana ke saujana
tuhan!
tanah lapang itu tak seberapa jauh
(1978). ***