SYAIR PUISI - Kita Memasuki Pasar Riba, Puisi Cak Nun Emha Ainun Najib tentang Uang dan Keserakahan.
Karya-karya Cak Nun Emha Ainun Najib banyak diminati publik, khususnya para penikmat dari kalangan jamaah maiyah.
Suara Cak Nun dalam karya-karya begitu nyaring, bahkan banyak yang keras, menghentakkan nalar dan jiwa manusia.
Baca Juga: Ketika Engkau Bersembahyang, Puisi Cak Nun Emha Ainun Najib tentang Makna dan Hakikat Kehidupan
Cak Nun tak mau basa-basi. Ia sampaikan kegelisahannya apa adanya, kritis dan tanpa tedeng aling-aling.
Bukan hanya dalam karya tulis, dalam suara-suara langsung di pengajian dan jamaah maiyah, naluri kritis Cak Nun selalu apa adanya.
Gaya pendekar dari Jombang itu seringkali dipahami dengan banyak tafsir. Ada yang pro dan kontra. Itu wajar sebagai bagian dari naluri Cak Nun yang selalu siap resiko dengan kontroversi atas pernyataannya.
Berikut ini adalah syair Kita Memasuki Pasar Riba, Puisi Cak Nun Emha Ainun Najib tentang Uang dan Keserakahan.
Kita Memasuki Pasar Riba
Kita pasar riba
Medan perang keserakahan
Seperti ikan dalam air tenggelam
Tak bisa ambil jarak
Tak tahu langit
Ke kiri dosa ke kanan dusta
Bernapas air
Makan minum air
Darah riba mengalir
Kita masuki pasar riba
Menjual diri dan Tuhan
Untuk membeli hidup yang picisan
Telanjur jadi uang recehan
Dari putaran riba politik dan ekonomi
Sistem yang membunuh sebelum mati
Siapakah kita ?
Wajah tak menentu jenisnya
Tiap saat berganti nama
Baca Juga: Profil Singkat Sayyidina Husein Cucu Rasulullah SAW, Karbala Jadi Saksi Kepalanya Terpengggal
Tegantung kepentingannya apa
Tergantung rugi atu laba
Kita pilih kepada siapa tertawa
1987.
Demikian tentang Kita Memasuki Pasar Riba, Puisi Cak Nun Emha Ainun Najib tentang Uang dan Keserakahan.***