Menurutnya, karena wujud dakwah ini, maka segera penduduk dunia ini memeluk agama Islam, bahkan sampai sekarang hampir nomer satu di dunia.
"Ini ditiru oleh pendahulu-pendahulu kita yaitu para wali songo di tanah Jawa. Mereka terkenal memiliki ruḥud da’wah," tegas Gus Mus.
Gus Mus memberikan contoh wayang yang dikreasikan Sunan Kalijaga. Baginya, bentuk wayang itu syar’i, kalau bahasa sekarang, sebab menggambar tiga dimensi itu tidak boleh, sebagaimana dalam hadis.
"Maka bentuknya dibuat gepeng (pipih), matanya cuma satu, tangannya panjang melebihi lutut. Manusia kan tidak ada yang seperti itu," tegasnya.
Kenapa disebut wayang? Menurut Gus Mus, karena itu bukan manusia, tetapi cuma ayang-ayang (bayang-bayang) dari manusia. Lalu ada dalang, orang yang suka cerita dengan cerita macam-macam.
"Nah, sekarang itu orang sudah kehilangan rūḥud da’wah. Pokoknya sesat disikat. Andaikan dahulu Rasulullah begitu, bisa kita bayangkan Islam tidak bisa berkembang. Cuma Rasulullah yang Islam, sementara yang lainnya disikat," tegasnya.
Baca Juga: Maksa Mau Mengislamkan Orang Lain? Gus Mus: Sombong Banget, Nabi Muhammad Saja Gak Bisa
Untungnya, lanjut Gus Mus, Rasullulah tidak seperti orang seperti itu. Rasullulah memiliki sifat rūḥud da’wah, mengajak secara pelan-pelan bill hikmati wal maidhatil khasanah, seperti calo terminal itu contoh dakwah yang paling bagus.
Kalaupun dalam dakwah harus adu argumentasi, maka lakukan wajâdilhum billatî hiya aḥsan.