Kerapan, Puisi Karya D Zawawi Imron yang Bercerita Tentang Budaya Madura

- 28 Mei 2022, 17:30 WIB
Kerapan, Puisi Karya D Zawawi Imron yang Bercerita Tentang Budaya Madura
Kerapan, Puisi Karya D Zawawi Imron yang Bercerita Tentang Budaya Madura /tangkapan layar/Rudi Rustiadi/

BERITA BANTUL - Kerapan merupakan salah satu puisi karya D Zawawi Imron salah satu sastrawan dari Madura.

Puisi yang berjudul Kerapan ini bercerita tentangt salah satu tradisi di Madura yakni karapan sapi.

Berikut ini puisi Kerapan karya D Zawawi Imron selengkapnya. Selamat membaca.

Baca Juga: Kumpulan 10 Puisi Pendek Karya D Zawawi Imron yang Sangat Dahsyat

Kerapan

Karya: D Zawawi Imron

1

saronen itu ditiup orang

darah langit jatuh di padang, hatimu yang ditapai menjadi

sarapan siang

biarkan maut menghimbau, karena jejakmu telah diangkut

orang ke sampan

sampai kapan ya, ujung lalang itu menyentuh awan?

Baca Juga: Puisi Karya Taufiq Ismail 'Ketika Burung Merpati Sore Melayang', Baca dan Resapi Maknanya

ah, harum nangkamu menerbangkanku ke bintang

tapi ekorku panjang disentak anak di bumi

hingga aku turun kembali

Baca Juga: Puisi D Zawawi Imron 'Dialog Bukit Kemboja' Baca dan Resapi Maknanya

tanduk yang dibungkus beludru itu jangan dibuka, nanti matahari pecah olehnya

mendung, wahai mendung!

jangan curahkan tangismu

sebelum daun jati sempurna ranggasnya

maka daun-daun siwalan berayun karena angin tak henti bersiul

dan kalau putus nadimu, jangan khawatir

denyutmu akan terus hidup di laut

Baca Juga: Puisi D Zawawi Imron 'Dialog Bukit Kemboja' Baca dan Resapi Maknanya

3

sepasang sapi dengan lari yang kencang membawaku ke garis

kemenangan

arya wiraraja! perlukan aku menang

aku meloncat dan terjun di lapangan

aku tertidur dan mimpiku aneh,

kuterima piala

berupa sebuah tengkorak

yang dari dalam berdentang sebuah lonceng

Baca Juga: Puisi D Zawawi Imron 'Hanya Seutas Pamor Badik' Baca dan Rasakan Dahsyatnya

4

sapi! barangkali engkaulah anak yang lahir tanpa tangis

suaramu jauh malam menderaskan kibaran panji

larimu kencang melangkahi rindu sehingga topan senang

mengecup dahimu

jangan mungkir, bulan telah tidur dalam hatimu

bisikmu lirih menipiskan pisau yang akan memotong lehermu

bila kau tak sanggup berpacu lagi

dari hati tuanmu kini terdengar semerbak bumbu

Baca Juga: Puisi 'Celurit Emas' Karya Penyair Legendaris Madura Zawawi Imron

5

soronen itu masih saja ditiup orang

embun terangkat, kaki-kaki mengalir

dari saujana ke saujana

tuhan!

tanah lapang itu tak seberapa jauh

(1978). ***

Editor: Ahmad Lailatus Sibyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah