PUISI - Menertawakan Diri Sendiri, Puisi Cak Nun tentang Kematian Tak Menunggu Usia Petang.
Emha Ainun Najib atau Cak Nun adalah budayawan dengan karya yang brilian. Puisi-puisi Cak Nun menggelegar dimana-mana.
Karya Cak Nun bukan saja dikagumi di Indonesia, tapi juga dipuji masyarakat dunia.
Baca Juga: Viral Jokowi Disebut Firaun, Gus Baha Pernah Beri Peringatan Karakter Firaun Bisa Rasuki Siapa Saja
Puisi Cak Nun bertajuk 'Menertawakan Diri Sendiri' hadir dengan dahsyat. Bukan hanya membuat diri sendiri melakukan refleksi, tapi juga membongkar total perspesi dan naluri.
Cak Nun bicarakan kematoan yang bisa datang kapan saja, tak menunggu usia petang.
Pria yang disebut Gus Dur sebagai pendekar dari Jombang itu membuat siapa saja yang baca puisinya bisa tersentak nuraninya dan kembali tergugah menatap masa depan lebih baik.
Berikut ini sajian Menertawakan Diri Sendiri, Puisi Cak Nun tentang Kematian Tak Menunggu Usia Petang.
Menertawakan Diri Sendiri
(Emha Ainun Najib)
Bermakna lebih dari segala ilmu
Ialah menertawakan diri sendiri
Sesudah kegagahan dipacu
Tahu langkah tak sedalam tangis bayi
Baca Juga: Profil dan Biodata Lengkap Novia Kolopaking Istri Cak Nun
Kelahiran dan maut memain-mainkan
Kita jadi perlu sekeras ini bersitegang
Padahal gua Ibunda tak di masa silam
Dan kematian tak nunggu di usia petang
Nyembah puisi, buku dikeloni, sejarah dibongkar
Kemudian sumpeg dan ngerti kita terbongkar sendiri
Maka laron tahu usia tak sampai semalam
Maka kita pilih saat wajah sendiri dilecehkan
Baca Juga: Cak Nun Ungkap Sosok yang Menghajarnya Habis-habisan, Setelah Sebut Jokowi Firaun
Membantu malaikat ngerjakan tugas dari Ki Dalang
Melakonkan cilukba wayang pergantian siang malam
Heran kenapa Chairil minta cuma seribu tahun lagi
Padahal jelas jatah kita abadi
1985.
Selain puisi bertajuk 'Menertawakan Diri Sendiri', artikel ini juga menyajikan karya Cak Nun lainnya yang bertajuk 'Membelah Diri'.
Membelah Diri
sayang, kenapa harus membelah diri
kalau sampai begini sakit
untuk menyatu kembali
Baca Juga: Bukan tentang Jokowi Disebut Firaun, Netizen Sebut Cak Nun Kiai Sepuh yang Dikeramatkan Nahdliyyin
merekah engkau jadi kita
jadi tuan dan hamba
panjang jarak tak terkira
sayang, o sayang
jangan bilang sekedar satu dua hari
jangan katakan hanya sebatas matahari
sebab bergulat harus sedemikian nyeri
jatuh bangun mencari
tertunda-tunda ketemu diri sendiri
(Emha Ainun Najib) 1986
Demikian tentang 2 puisi Cak Nun yang berjudul 'Menertawakan Diri Sendiri' dan 'Membelah Diri'.***