Seribu Masjid Satu Jumlahnya, Puisi Cak Nun tentang Dahsyatnya Getaran Ruhani Rumah Allah

- 22 Januari 2023, 10:20 WIB
Seribu Masjid Satu Jumlahnya, Puisi Cak Nun tentang Dahsyatnya Getaran Ruhani Rumah Allah
Seribu Masjid Satu Jumlahnya, Puisi Cak Nun tentang Dahsyatnya Getaran Ruhani Rumah Allah /caknun.com/

SYAIR PUISI - Seribu Masjid Satu Jumlahnya, Puisi Cak Nun tentang Dahsyatnya Getaran Ruhani Rumah Allah.

Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun dalam karya-karya selalu mengajak refleksi dan merenungkan hakikat diri dan hakikat kehidupan.

Dalam puisi berjudul Seribu Masjid Satu Jumlahnya ini, Cak Nun hadir sebagai seorang sufi yang mampu merangkai kata-kata puitis romantis.

Baca Juga: Gus Baha Bocorkan Rahasia Pintu Masuk Surga dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib

Untaian kata yang tersusun rapi menjadi kalimat-kalimat selalu membuat pembacanya merenung, menyelami pusat pikiran dan kedalaman diri.

Cak Nun tidak tertalu menggunakan diksi-diksi ulit dalam puisinya. Ia menggunakan diksi umum yang sederhana, tidak ada yang kata yang sulit diartikan.

Akan tetapi rangkaian kata yang dibuatnya menjadi kalimat-kalimat indah penuh makna.

Pesan moral yang disampaikan dalam puisi ini sungguh mewakili masyarakat dalam nilai religius.

Cak nun menggungkap nilai keagamaan yang ada pada masyarakat indonesia. Nilai sosial ini merupakan tema-tema yang biasa digunakan Cak Nun dalam puisi-puisinya.

Simak selengkapnya syair Seribu Masjid Satu Jumlahnya, Puisi Cak Nun tentang Dahsyatnya Getaran Ruhani Rumah Allah.

Baca Juga: Cak Nun Ajarkan Bahwa Hidup Itu Harus Pintar Ngegas dan Ngerem

Seribu Masjid Satu Jumlahnya

Satu

Masjid itu dua macamnya

Satu ruh, lainnya badan

Satu di atas tanah berdiri

Lainnya bersemayam di hati

 

Tak boleh hilang salah satunya

Kalau ruh ditindas, masjid hanya batu

Kalau badan tak didirikan, masjid hanya hantu

Masing-masing kepada Tuhan tak bisa bertamu

Baca Juga: Gus Baha Tak Pernah Berpikir Agar Dihormati Orang Lain, Ternyata Rahasia Terungkap di Sini

Dua

Masjid selalu dua macamnya

Satu terbuat dari bata dan logam

Lainnya tak terperi

Karena sejati

 

Tiga

Masjid batu bata

Berdiri di mana-mana

Masjid sejati tak menentu tempat tinggalnya

Timbul tenggelam antara ada dan tiada

Baca Juga: Tarif Mengundang Cak Nun dan Kiai Kanjeng Berapa? Cek Langsung Penjelasan Emha Ainun Najib

Mungkin di hati kita

Di dalam jiwa, di pusat sukma

Membisikkan nama Allah ta’ala

Kita diajari mengenali-Nya

 

Di dalam masjid batu bata

Kita melangkah, kemudian bersujud

Perlahan-lahan memasuki masjid sunyi jiwa

Beriktikaf, di jagat tanpa bentuk tanpa warna

 

Tubuh kita bertakbir

Ruh mengagumi-Nya tanpa suara

Ruh bersembahyang tanpa gerak

Menjerit dengan mulut sunyi

Baca Juga: Khasiat Baca La Haula Wala Quwwata Illaa Billah Menurut Habib Novel Alaydrus, Rasakan Dahsyatnya

Empat

Sangat mahal biaya masjid badan

Padahal temboknya berlumut karena hujan

Adapun masjid ruh kita beli dengan ketakjuban

Tak bisa lapuk karena asma-Nya kita dzikir-kan

 

Masjid badan gampang binasa

Matahari mengelupas warnanya

Ketika datang badai, beterbangan gentingnya

Oleh gempa ambruk dindingnya

 

Masjid ruh mengabadi

Pisau tak sanggup menikamnya

Senapan tak bisa membidiknya

Politik tak mampu memenjarakannya

Baca Juga: Cara Dekat Kepada Allah Ternyata Bisa Dilakukan dengan Guyon dan Canda, Alasannya Begini Kata Gus Baha

Lima

Masjid ruh kita bawa ke mana-mana

Ke sekolah, kantor, pasar dan tamasya

Kita bawa naik sepeda, berjejal di bis kota

Tanpa seorang pun sanggup mencopetnya

 

Sebab tangan pencuri amatlah pendeknya

Sedang masjid ruh di dada adalah cakrawala

Cengkeraman tangan para penguasa betapa kerdilnya

Sebab majid ruh adalah semesta raya

 

Jika kita berumah di masjid ruh

Tak kuasa para musuh melihat kita

Jika kita terjun memasuki genggaman-Nya

Mereka menembak hanya bayangan kita

Baca Juga: Ketika Engkau Bersembahyang, Puisi Cak Nun Emha Ainun Najib tentang Makna dan Hakikat Kehidupan

Enam

Masjid itu dua macamnya

Masjid badan berdiri kaku

Tak bisa digenggam

Tak mungkin kita bawa masuk kuburan

 

Adapun justru masjid ruh yang mengangkat kita

Melampaui ujung waktu nun di sana

Terbang melintasi seribu alam seribu semesta

Hinggap di keharibaan cinta-Nya

 

Tujuh

Masjid itu dua macamnya

Orang yang hanya punya masjid pertama

Segera mati sebelum membusuk dagingnya

Karena kiblatnya hanya batu berhala

Baca Juga: Profil Singkat Sayyidina Husein Cucu Rasulullah SAW, Karbala Jadi Saksi Kepalanya Terpengggal

Tetapi mereka yang sombong dengan masjid kedua

Berkeliaran sebagai ruh gentayangan

Tidak memiliki tanah pijakan

Sehingga kakinya gagal berjalan

 

Maka hanya bagi orang yang waspada

Dua masjid menjadi satu jumlahnya

Syariat dan hakikat

Menyatu dalam tarikat ke makrifat

 

Delapan

Bahkan seribu masjid, sejuta masjid

Niscaya hanya satu belaka jumlahnya

Sebab tujuh samudera gerakan sejarah

Bergetar dalam satu ukhuwah islamiyah

Baca Juga: Firaun Viral Karena Disebut Cak Nun, Ini Nasib Tragis yang Dialaminya Sesuai Tafsir QS An Nazi'at Ayat 25

Sesekali kita pertengkarkan soal bid’ah

Atau jumlah rakaat sebuah shalat sunnah

Itu sekedar pertengkaran suami istri

Untuk memperoleh kemesraan kembali

 

Para pemimpin saling bercuriga

Kelompok satu mengafirkan lainnya

Itu namanya belajar mendewasakan khilafah

Sambil menggali penemuan model Imamah

 

Sembilan

Seribu masjid dibangun

Seribu lainnya didirikan

Pesan Allah dijunjung di ubun-ubun

Tagihan masa depan kita cicilkan

Baca Juga: Ini Sosok Guru Spiritual Cak Nun dan Jokowi, Dari Umbu Landu Paranggi Hingga Gus Karim

Seribu orang mendirikan satu masjid badan

Satu orang membangun seribu masjid ruh

Ketika peradaban menyerah kepada kebuntuan

Hadir engkau semua menyodorkan kawruh

 

Seribu masjid tumbuh dalam sejarah

Bergetar menyatu sejumlah Allah

Digenggamnya dunia tidak dengan kekuasaan

Melainkan dengan hikmah kepemimpinan

 

Allah itu mustahil kalah

Sebab kehidupan senantiasa lapar nubuwwah

Kepada berjuta Abu Jahl yang menghadang langkah

Muadzin kita selalu mengumandangkan Hayya ‘Alal Falah!

(Puisi Khilafah 1987)

Demikian syair Seribu Masjid Satu Jumlahnya, Puisi Cak Nun tentang Dahsyatnya Getaran Ruhani Rumah Allah.***

Editor: Muhammadun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x