KH Fakhrillah Aschal Berpesan tentang Cinta dan Nikmat Ibadah

14 Mei 2022, 13:15 WIB
KH Fakhrillah Aschal Berpesan tentang Cinta dan Nikmat Ibadah /facebook/zaien.ppnsy/

BERITA BANTUL - Raden KH Fakhrillah Aschal adalah pengasuh Pesantren Syaichona Moh Cholil Bangkalan Madura. 

Kiai Fakhri atau Ra Fakhri, sapaannya, juga Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Bangkalan.

Ia adalah cicit ulama besar Madura, yakni Syaikhona Kholil Bangkalan. 

Baca Juga: Profil Ibunda KH Fakhrillah Aschal, Pengasuh Pesantren Syaichona Moh Cholil Bangkalan

Kiai Fakhri wafat di saat usianya masih muda, yakni pada Sabtu 14 Mei 2022 sekitar pukul 05.25 WIB. 

Ribuan santri, alumni dan masyarakat mengiringi pemakaman Kiai Fakhri yang dikenal sebagai kiai muda yang membumikan shalawat di Madura. 

Kiai Fakhri punya pesan khusus kepada santri dan umat terkait cinta dan merasakan nikmatnya ibadah kepada Allah SWT.

Sebagaimana dikutip dari laman syaichona.net, Kiai Fakhri menjelaskan tentang tanda-tanda tulusnya cinta seorang makhluk, baik kepada tuhannya ataupun kepada lawan jenisnya.

Baca Juga: Pesan KH Fakhrillah Aschal Bangkalan tentang Cara Meninggalkan Maksiat

Dalam kitab Nasho’ihul Ibad, Kiai Fakhri menjelaskan Rasulullah bersabda tanda tulusnya cinta seseorang itu ada tiga.

1. Lebih memilih perkataan kekasihnya daripada perkataan orang lain.

2. Lebih memilih duduk di majelis orang yang dicintainya daripada duduk di majelis orang lain.

3. Lebih memilih ridho kekasihnya daripada ridho orang lain.

Dari sabda nabi tersebut, kata Kiai Fakhri, sangat jelas sekali bahwa ketika seseorang sudah mencintai tuhannya maka dia akan cendrung menuruti segala perintahnya.

Akan cenderung memilih duduk di majelis bersama para kekasih Allah dan orang sholih daripada di tempat lain dan cendrung akan lebih memilih melakukan sesuatu yang diridhoi tuhannya daripada mengerjakan yang lain.

Baca Juga: KH Fakhrillah Aschal Nasabnya Sampai Kepada Syaikhona Kholil Bangkalan, Ini Urutannya

Hal itu tidak dapat di pungkiri adanya. Karena itu merupakan suatu refleksivitas sorang manusia ketika mencintai sesuatu.

Contoh saja, ketika seorang pemuda mencintai seorang perempuan, maka dia juga akan mencintai apa yang disukai oleh perempuan tersebut, bahkan yang awalnya tidak disukai, akan disukainya.

Karena menurut Imam Nawawi ketika seseorang mencintai sesuatu maka dia akan menjadi budaknya.

Maka dari itu, berhati-hatilah ketika mencintai makhluk, karena dikhawatirkan ketika mencintai makhluk terlalu berlebih-lebihan maka segala sesuatu yang diinginkan oleh kekasihnya itu akan dipenuhinya tanpa melihat apakah itu di larang oleh syariat atau tidak.

Baca Juga: Karomah Ra Lilur Bangkalan, Di Balik Rahasia Bakar Pesantren Syaichona Muhammad Cholil

Beda dengan mencintai Allah SWT dan Rasulnya, sebab di dunia ini tidak ada cinta yang perlu dipertahankan mati-matian kecuali mencintai Allah SWT dan Rosulnya.

"Sebab tanpa mencintai Allah dan Rasul, seorang hamba tidak akan bisa merasakan nikmat yang telah dianugerahkan kepadanya, dan tidak akan merasakan kasih sayang Rasulullah," tegasnya.

Kiai Fakhri juga menjelaskan bahwa jika seseorang masih merasa memiliki beban dalam melakukan ibadah, maka dia belum mencicipi yang namanya mahabbah.

"Mengapa demikian? Karena seorang hamba ketika ibadahnya hanya dikerenakan untuk menggugurkan kewajiban saja, maka dia akan merasa berat untuk melakukkannya meskipun hal itu tidak dilarang oleh agama," katanya.

Baca Juga: KH Fakhrillah Aschal Bangkalan Meninggal Dunia, Ini Pesannya tentang Berkah Shalawat

Berbeda dengan orang yang ibadah karena ingin bertemu dengan tuhannya, karena ingin bermunajat kepada tuhannya, karena rindu kepadanya, maka seberat apapun ibadah yang dia lakukan.

"Sebanyak apapun ibadah yang dia lakukan, dia tidak akan merasa lelah ataupun bosan," pungkasnya.***

Editor: Muhammadun

Tags

Terkini

Terpopuler