"Iya kyai, ini untuk panjenengan," tegas tamu.
Akhirnya, Mbha Toyik yakin dengan kenyataan yang baru saja terjadi. Mbah Toyik lalu mengisahkan kepada istrinya.
“Alhamdulillah Nyai, sido mangkat haji. Mengko sangune gampang lah” (Alhamdulillah Nyai, terkabul berangkat haji. Soal uang saku nanti menyusul).
Dalam waktu dua hari, segala persiapan dilengkapi sudah beres, tuntas.
Baru saja saja menuntaskan teknis-teknis tadi, tiba-tiba ada tamu lagi datang. Tamu kedua ini memohon-mohon minta disyareati atau diikhtiari doa agar tanahnya laku.
"Njeh, ‘lillahi ta’ala’," kata Mbah Toyik menyanggupi.
Baca Juga: Mbah Dullah Turun Panggung Cium Tangan Penjual Dawet, Pejabat dan Ribuan Tamu Tercengang, Siapa Dia?
Tidak lama, tamu itu datang. Katanya, tanahnya sudah laku. Makanya, Mbah Toyik diberi 'komisi', tanda terima kasih.
Kini, tanpa disangka, lengkap sudah semua syarat Mbah Toyik naik haji. Dari Kudus, Mbah Toyik bareng rombongan haji berangkat ke tanah suci.
Di perjalanan, Mbah Toyik bertemu beberapa teman baiknya. Tak disangka, mereka (para sahabat) memasukkan amplop ke kantong saku beliau.