"Kalau KH Chudlori mau, saya juga mau, kalau tidak saya juga tidak".
Mana mungkin Kiai Mahrus mau dengan jabatan itu. Karena dirinya lebih fokus mengaji dengan para santri.
Akhirnya jawabannya Mbah Chudlori tidak berkenan, lebih memilih mengajar santri, memilih ngaji.
"Itu lho, yang dibuat ukuran/acuan bapak saya ya Mbah Chudlori."
Baca Juga: Mbah Dullah Turun Panggung Cium Tangan Penjual Dawet, Pejabat dan Ribuan Tamu Tercengang, Siapa Dia?
"Hanya di Tegalrejo, 1 tahun Khatam Ihya Ulumuddin. Setiap tahun yang Khatam 600an, terus yang jadi wali berapa persen itu. Lak sudah membuat geger," lanjut Kiai Kafa sembari gemujeng.
"Santri makan banyak gak masalah soale berkah, yang jelas makanan dari Ahlu/pondok," demikian dikutip dari facebook Ryzy Abdillah.
Dikisahkan juga, dahulu semasa nyantri di Watucongol, Kiai Mahrus sangat dekat dengan KH Chudlori.
Kiai Mahrus menganggap KH Chudlori sebagai seniornya dengan menyebutnya dengan panggilan "Mas".
Bahkan saat KH Chudlori diambil menjadi menantu oleh Mbah Dalhar, Kiai Mahrus Ali dipercaya sebagai ketua panitia dalam pernikahan putri gurunya tersebut.