BERITA BANTUL – Shalat merupakan ibadah dengan serangkaian bacaan dan gerakan. Di satu sisi shalat merupakan ibadah fisik, namun di sisi lain ia merupakan bentuk penghambaan manusia kepada Tuhannya dengan menghadirkan hati.
Dalam shalat, terdapat bacaan yang terambil dari kitab suci Al-Qur’an, yakni surah Al-Fatihah yang hukumnya wajib serta ayat-ayat lainnya yang dibaca setelah lafal “amin” yang hukumnya sunah.
Karena bacaan tersebut bersumber dari Al-Qur’an, tentu saja etika membacanya pun istimewa.
Baca Juga: Hikmah Iftitah dalam Renungan Shalat ala Imam Al-Ghazali
Mengenai hal yang demikian ini, Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Minhaj Al-‘Arifin, memperingatkan bahwa hendaklah hamba itu mengingat janjinya kepada Allah dan perjanjian-Nya dalam Al-Qur’an.
Kata Sang Imam, “Perhatikan caramu membaca firman dan kitab-Nya! Bacalah dengan tartil, pahamilah serta renungkanlah isinya! Jangan terburu-buru saat membaca ayat yang menyebutkan janji dan ancaman-Nya, perumpamaan dan 'ibrah-Nya, serta perintah dan larangan-Nya!”
Baca Juga: Mimpi Bertemu Habib Sholeh Tanggul, Wanita Swiss Rasakan Keajaiban yang Menakjubkan
Lebih lanjut, Imam Al-Ghazali juga menegaskan, “Perhatikanlah ayat-ayat muhkam dan mutasyabih! Aku khawatir keberadaanmu dalam batas-Nya menjadi sebab kelalaianmu dari batas-batas-Nya.”
Renungan yang bisa diambil hikmah dari apa yang ditegaskan oleh Imam Al-Ghazali di atas ialah bahwa membaca Al-Qur’an itu hendaklah tidak dijadikan sebagai bahan guyonan.