Kisah Utsman bin Affan di Masa-Masa Akhir Hayatnya, Petunjuk Rasulullah kepada sang Pemilik Dua Cahaya

- 13 Juli 2022, 16:30 WIB
Utsman bin Affan, Pemilik Dua Cahaya
Utsman bin Affan, Pemilik Dua Cahaya /Ilustrasi/Tangkapan Layar/YouTube/Tafakkur Fiddin/

BERITA BANTUL – Utsman bin Affan adalah seorang sahabat dekat Rasulullah Muhammad saw. Dialah salah satu penyokong perekonomian umat Islam yang luar biasa.

Dia berasal dari Bani Umayah yang di masa-masa awal kenabian senantiasa mendapatkan sikap pengucilan dari keluarganya.

Selain itu, dia juga menikah dengan dua putri Rasulullah saw., Ruqayyah kemudian Ummu Kaltsum. Dengan demikian, Utsman bin Affan adalah menantu Rasulullah saw.

Sepeninggal Umar bin Khatthab, Utsman inilah yang menjadi suksesornya. Di masa kekhalifahannya, terjadi perluasan wilayah Islam yang masif.

Baca Juga: Kisah Umar bin Khatthab yang Membuat Seorang Perempuan Mengalami Keguguran, Orang Bersalah Harus Minta Maaf

Sementara itu, yang paling prestisius adalah kodifikasi Al-Qur’an dengan penyeragaman bacaannya. Hal ini menjadikan Al-Qur’an tersiar ke seantero wilayah dengan keseragaman bacaan.

Hanya saja, yang mengharukan adalah pada masa-masa akhir hayatnya. Dia dikepung oleh para penentangnya sehingga tak bisa keluar rumah. Bahkan, Utsman pun tak mendapatkan pasokan air untuk sekadar minum.

Dikutip dari buku berjudul Qisasul Auliya’ (Qaf, 2020) dikisahkan masa-masa terakhir dari kehidupan Utsman bin Affan.

Utsman, pemilik dua cayaha itu, tengah di kepung di rumahnya oleh para penentang. Mereka menahan Utsman dan keluarganya dari mendapatkan air. Mereka juga bersekongkol untuk membunuh Utsman.

Baca Juga: Kisah Rasulullah Mendidik Ilmu Ruhani Ali bin Abi Thalib di Gua Hira

Ketika itu, Abdullah bin Salam menemui Utsman dan mengucapkan salam. Utsman pun menjawab salamnya dan mengatakan, “Selamat datang, saudaraku.”

Utsman lantas melanjutkan perkataannya, “Aku tidak bahagia jika aku pulang (meninggal) belakangan darimu. Maukah aku ceritakan padamu apa yang aku lihat tadi malam dalam mimpiku?”

Abdullah menjawab, “Ya, tentu.”

“Dalam lubang air ini, aku melihat Rasulullah saw. dan memang tiba-tiba di rumah ini ada lubang air,” kata Utsman.

Abdullah mendengarkan ucapan Utsman dengan saksama.

Utsman kemudian bertanya, “Apakah mereka ini mengepungmu juga?”

Abdullah menjawab, “Ya.”

Baca Juga: Abu Bakar Al-Shiddiq pun Dimabuk Kepayang, Cinta Itu Memang Dahsyat

Utsman lalu menimba satu ember air untuk Abdullah. Dia pun minum hingga kenyang. Abdullah merasakan dinginnya air ini sampai pada antara kedua pundak dan kedua tangannya.

Utsman lantas melanjutkan cerita, “Rasulullah saw. mengatakan, ‘Jika engkau mau, engkau ditolong dan menang melawan mereka. Dan jika engkau mau, engkau berbuka puasa bersama kami.’ Aku pun memilih berbuka bersama Rasulullah saw.”

Maksudnya, Utsman diberi dua pilihan oleh Rasulullah saw. Pilihan pertama adalah cara untuk keluar dari pengepungan dan mengalahkan para pengepung yang menentangnya.

Sementara itu, pilihan kedua adalah Utsman ditawari oleh Rasulullah saw. untuk berbuka puasa bersama beliau yang berarti Utsman akan mengembuskan napas terakhirnya dan bertemu Rasulullah saw.

Baca Juga: Kisah Utsman bin Affan yang Membeli Mata Air di Surga, Sikap Dermawan dan Pengorbanan

Pilihan kedua inilah yang diambil oleh Utsman. Rupanya dia merindukan Rasulullah saw.

Benar saja, pada hari itu juga Utsman gugur sebagai syahid dan berbuka bersama Rasulullah saw.

Demikianlah kisah sang pemilik dua cahaya di masa-masa akhir hayatnya.***

Editor: Joko W


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah