KODE KERAS, Orang Hafidz Itu Harus Bermental Memberi, Bukan Menerima Kata Gus Baha, Begini Penjelasannya

- 1 Agustus 2022, 05:30 WIB
KODE KERAS, Orang Hafidz Itu Harus Bermental Memberi, Bukan Menerima Kata Gus Baha, Begini Penjelasannya
KODE KERAS, Orang Hafidz Itu Harus Bermental Memberi, Bukan Menerima Kata Gus Baha, Begini Penjelasannya /Riyanto Jayeng/Tangkapan Layar YouTube

BERITA BANTUL – Kode keras bagi orang hafidz yang harus bermental memberi, bukan menerima kata Gus Baha.

Gus Baha mengatakan bahwa orang hafidz itu tidak boleh bermental menerima, harus memberi, kode ini keras.

Kode keras Gus Baha ini ditunjukkan kepada orang hafidz Quran yang terkadang bermental menerima, bukan memberi, alasannya sebagai berikut.

Baca Juga: Kisah Sayyid Ali Zainal Abidin yang Menggetarkan Bumi Mekah dengan Sedekah, Kata Gus Baha Spektakuler

KH Ahmad Bahauddin Nur Salim atau Gus Baha memberikan kode keras bagi orang hafidz atau orang yang hafal Quran.

Menurutnya orang hafidz itu tidak boleh memiliki pemikiran sebagai orang yang menerima, justru harus memberi.

Gus Baha menjelaskan tentang dirinya yang ditawari oleh Negara untuk berhaji, namun dirinya mengaku menolak.

Karena menurutnya akan menjadi sebuah tindakan dan contoh bagi orang lain yang bisa haji lewat dana Negara sebagai orang pilihan.

Baca Juga: LAKUKANLAH Ibadah Seperti Ini, Karena Lebih Baik Kata Gus Baha, Buktikan! Begini Penjelasannya

Bagi Gus Baha itu kurang tepat, kecuali ia haji dengan misi sebagai pemandu orang yang haji, maka itu dianjurkan.

Sama halnya dengan seorang hafidz Quran, KH Arwani Kudus mengatakan bahwa semua santrinya yang hafidz tidak diperbolehkan mengikuti MTQ.

Hal itu disepakati oleh santri kinasih Mbah Maimoen Zubair tersebut.

“Saya sependapat dengan Mbah Arwani, karena jika sorang hafidz kok ikut MTQ itu bisa mengakibatkan orang akan membaggakan diri,”

Baca Juga: Sangat MENOHOK, Ciri Sifat Dasar Orang Mukmin itu Cinta, Bukan Takut Kepada Allah Kata Gus Baha

Berbeda halnya dengan orang haji yang dibiayai oleh Negara dengan sebuah misi sebagai pemandu atau menjadi juri MTQ.

“Dengan niatan memandu orang haji, tahu sah tidaknya dan menjadi juri MTQ yang harus menstandarkan bacaan dan makrojnya, itu boleh,” terang Gus Baha.

Namun, kata Gus Baha tidak sedikit orang Islam yang dihajikan oleh Negara dan ikut juara MTQ itu merasa bangga karena mendapatkan.

Mendapatkan inilah yang dimaksud Gus Baha, yaitu seorang hafidz jangan bermental mendapat, tetapi harus bermental memberi.

Baca Juga: INILAH Adab Rasulullah Ketika Para Sahabat Berbagi Tugas, Kata Gus Baha Contoh yang Luar Biasa

“Saya yakin dan tahu betul kalau MTQ itu halal, tapi Mbah Arwani mengharamkan santrinya ikut MTQ, karena itu tadi biar para santri tidak memiliki mental mendapat,” tegas Gus Baha.

Itulah ulasan tentang seorang hafidz yang harus bermental memberi, bukan mendapat kata Gus Baha.***

Editor: Ahmad Syaefudin

Sumber: Santri Gayeng


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah