Kisah Mbah Dalhar Watucongol Ngaji Sohih Bukhori Langsung Kepada Imam Bukhori

- 11 Agustus 2022, 13:00 WIB
Kisah Mbah Dalhar Watucongol Ngaji Sohih Bukhori Langsung Kepada Imam Bukhori
Kisah Mbah Dalhar Watucongol Ngaji Sohih Bukhori Langsung Kepada Imam Bukhori /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Berikut ini adalah kisag Mbah Dalhar Watucongol yang mengaji kitab Sohoh Bukhori langsung kepada Imam Bukhori.

Mbah Dalhar Watucongol bernama lengkap KH Nahrowi Dalhar, merupakan seorang ulama yang sangat masyhur dengan kewaliannya.

Mbah Dalhar lahir di kawasan pesantren Darussalam, Watucongol, Muntilan, Magelang. Beliau lahir pada 10 Syawal 1286 H/ 12 Januari 1870. Nama kecilnya adalah Nahrowi, nama pemberian orang tuanya.

Baca Juga: Kisah Rotan Sakti Habib Sholeh Al Aydrus, Sekali Pukul Tulang Musuh Remuk

Nasab Kiai Dalhar tersambung pada trah Raja Mataram, Amangkurat III. Ayah Kiai Dalhar bernama Abdurrahman bin Abdurrauf bin Hasan Tuqo.

Pada waktu perjuangan Perang Jawa, Kiai Abdurrauf membantu Dipanegara berjuang di tanah Jawa. Kiai Abdurrauf dikenal sebagai salah satu Panglima Perang Dipanegara, membantu laskar pada Perang Jawa.

Dari silsilah Kiai Hasan Tuqo, tersambung kepada Raja Amangkurat III (memerintah 1703-1705), atau Amangkurat Mas. Kiai Hasan Tuqo memiliki nama ningrat, yakni Raden Bagus Kemuning.

Mbah Dalhar Watucongol juga merupakan seorang mursyid tarekat syadziliyah dan juga guru para ualama di Jawa seperti KH. Mahrus Lirboyo, KH. Dimyati Banten dan KH. Marzuki Giriloyo.

Mbah Dalhar Watucongol belajar di Makkah kurang lebih selama 25 tahun. Ia juga menulis banyak kitab-kitab, salh satunya yang sangat masyhur adalah Kitab Tanwirul Ma’ani.

Baca Juga: Kisah Pemakaman Kepala Sayyidina Husein, Wangi Darah yang Mengalir Menggetarkan Langit Mesir

Berikut ini adalah kisah Mbah Dalhar Watucongol berguru langsung kepada Imam Bukhori, sebagaimana diceritakan Muhammad Hafi Firdausy dari KH Agus Ali Qoishor bin KH Ahmad Abdul Haq bin KH Dalhar.

Bapak menceritakan bahwa, dulu Kyai Masduqi (Guru KH Miftahul Ahkyar PBNU) Lasem itu hafal 17 tafsir. Namun ketika disebut siapa yang lebih Alim, beliau menyebut KH Baidlowi Lasem (kakeknya ibu). KH Baidlowi hafal 23 tafsir.

KH Baidlowi menyebut yang lebih alim dari beliau adalah KH Dalhar, mbah Dalhar hafal 27 tafsir, dan yang lebih alim dari mbah Dalhar soal tafsir adalah KH Abdurrohman (orang tua KH Dalhar), beliau hafal 40 Tafsir.

Konon KH Dalhar itu ngaji Shahih Bukhori langsung ke Imam Bukhori.

Ketika ngaji ke Imam Bukhori (di alam yang kita tidak bisa mnjangkau pastinya), beliau memiliki beberapa teman yang sama sama dari Muntilan Magelang. ketika khataman Bukhori, KH Dalhar berkenalan dengan teman ngajinya yang ternyata, teman ngajinya itu adalah orang yang sudah lama meninggal.

Mbah Dalhar bertanya "anda siapa, orang mana?"

Baca Juga: Dahsyatnya 2 Amalan Ini, Bisa Selamat Dunia Akhirat, Ini Kata Ustadz Abdul Somad

Mbah Dalhar kaget karena ternyata orang Muntilan tapi kok mbah Dalhar tidak kenal. mereka yang kenalan sama mbah Dalhar yang orang Muntilan itu berjumlah 4 orang.

Maka dari itu, sepulang mbah Dalhar dari Makkah. sampai di Muntilan beliau tidak langsung pulang ke rumah tetapi membuka makam-makam teman ngajinya.

(membuka makam artinya, ada makam tapi tidak ada orang yang tau kalau di situ ada makam, dan kebiasaan orang NU adalah mempercayai para Wali Allah lah yang akan mbuka makam Wali yang sudah meninggal karena hanya wali yang mengetahui wali)

Makam yang dibuka beliau adalah makam dari:

1. Kyai Raden Panji Asmoro

2. Kyai Eko Witruno

3. Kyai Supodrijo

4. Kyai Mayan

Baca Juga: Kisah Abu Bakar Al-Kattani yang Tak Lagi Jengkel kepada Ali bin Abi Thalib; Sebuah Pengakuan dan Pertobatan

ke empatnya berada di desa Gunung Pring. Wallahu A'lam. ***

 

Editor: Ahmad Lailatus Sibyan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah