Kenikmatan inilah yang diharapkan oleh pawa rali sehingga ia bisa merasa puas kalau harus masuk surga.
“Wali itu merasa bahwa masuk surga itu aneh,” kata Gus Baha, “sampai kalau ia bertemu dengan Allah, baru puaslah ia.”
Itulah kenikmatan puncak masuk surga, yakni bertemu dengan Allah.
Oleh karenanya, wali itu kalau masuk surga justru merasa aneh kalau hanya sekadar bercinta, makan, minum, dan hal-hal pemuasan yang bersifat fisik.
Keterangan Gus Baha tersebut disarikan dari pengajiannya yang dilansir dari kanal YouTube Santri Gayeng.***