“Seumpama kita kalau malam tidak bisa tidur, tapi tidak mau shalat Tahajud atau shalat Witir, muthala’ah juga tidak mau, maka hendaklah kita melihat hal itu sebagai tarkul ma’ashi, meninggalkan maksiat,” tutur Gus Baha.
Gus Baha menambahkan, “Bersyukur saja karena malam tersebut kita tidak berzina, tidak mencuri, tidak dugem, dan lain-lain.”
“Kalau kita malam-malam di kamar dan tidak tidur, juga tidak shalat Tahajud dan Witir, itu kita harus bersyukur karena kita meninggalkan zina, mencuri, dan beragam maksiat lainnya,” ujar Gus Baha.
“Setiap hal mubah yang kita lakukan itu ada hal haram yang kita tinggalkan,” imbuhnya.
Baca Juga: Ada Wali kalau Masuk Surga Tidak Mau Melihat Allah, Begini Alasannya Kata Gus Baha
Gus Baha lantas memberikan contoh bahwa dulu itu banyak orang saleh yang semalaman itu guyon saja sampai pagi. Bukan karena ingin urakan, melainkan karena ingin mengalahkan setan.
Gus Baha mengatakan bahwa malam hari itu godaan ingin mengintip seseorang (maksiat) sangat kuat.
“Lantas setan dilawan dengan guyon, ketika guyon itu asyik tahu-tahu sudah pagi saja, maka setan bisa kejang-kejang melawan orang seperti ini,” imbuh Gus Baha.
Kata Gus Baha, yang demikian ini nilainya tarkul ma’ashi, meninggalkan maksiat, meskipun dengan cara guyon.