Network
HIKMAH - Tidak ada yang menyebut Abu Bakar itu pelit meskipun tidak pernah berkurban, begini kata Gus Baha.
KH. Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang populer disapa Gus Baha, pernah menyebutkan perihal kurban dan Abu Bakar yang tidak berkurban.
Salah satu kesunahan dalam Islam adalah berkurban di bulan Dzulhijjah yang bertepatan dengan hari raya kurban.
Menurut mazhab Syafi'iyah, kata Gus Baha, berkurban itu tidaklah wajib tetapi sunnah.
Baca Juga: Hubungan Kemenangan Romawi dengan Kemerdekaan Indonesia, Begini yang Dikisahkan oleh Gus Baha
Kurban bukanlah sesuatu yang wajib. Hukumnya sekadar sunnah.
Hanya saja, pendapat lain ada yang mengatakan bahwa itu suatu hal yang wajib.
Ada beberapa pendapat yang menyebutkan bahwa kurban ini wajib.
Gus Baha mengatakan, “Menurut tiga mazhab fikih, kurban adalah wajib.”
Baca Juga: Begini Logika Gus Baha Jelaskan Nikmatnya Shalat, Lebih Nikmat dari Hubungan Biologis Suami Istri
Abu Bakar, seorang sahabat terdekat Rasulullah saw., sering tidak berkurban.
“Abu Bakar paling dermawan, tapi tidak pernah berkurban,” tutur Gus Baha.
Menurutnya, ketika Abu Bakar tidak berkurban itu bisa saja banyak orang merasa janggal dengannya.
Akan tetapi, ada satu alasan yang membuat orang tidak bisa menyebutnya pelit atau janggal terhadap Abu Bakar.
Abu Bakar itu dermawan, dia suka bagi-bagi kepada orang-orang.
“Tapi kalau waktunya berkurban, dia tidak pernah berkurban,” terang Gus Baha.
Jadi, Abu Bakar itu meskipun tidak berkurban ketika bulan Dzulhijjah, tetapi dia sering berbagi kepada sesama.
Dengan demikian, tidak ada orang yang mengatakan bahwa Abu Bakar itu pelit. Bahkan nilai sedekahnya termasuk sangat banyak.
Menurut Gus Baha, ada maksud tersendiri mengapa Abu Bakar itu tidak berkurban, yaiut agar dianggap bahwa berkurban itu tidak wajib.
Keterangan Gus Baha dalam tulisan ini dilansir dari kanal YouTube Angri Nugroho.***
