Baca Juga: Cak Nun Sebut Jokowi Firaun, Ternyata Firaun adalah Raja Mesir yang Zalim dan Kejam
TAFSIR KEMENAG:
Pada ayat ini, Allah menerangkan kisah Fir'aun yang berkuasa mutlak di negeri Mesir. Tidak ada satu kekuasaan pun yang lebih tinggi dari kekuasaannya. Apa saja yang disukai dan dikehendakinya harus terlaksana. Semua rakyat tunduk dan patuh di bawah perintahnya sampai dia mengangkat dirinya menjadi tuhan.
Dengan kekuasaan mutlak itu, ia dapat melakukan kezaliman dan penganiayaan dengan sewenang-wenang. Pemerintahannya bukan berdasar keadilan dan akhlak yang mulia, tetapi berdasarkan kemauan dan keinginan semata. Politik yang dijalankannya adalah memecah belah kaumnya menjadi beberapa golongan.
Kemudian ia menanamkan benih pertentangan dan permusuhan pada golongan-golongan itu agar dia tetap berkuasa terhadap mereka. Gerakan apa pun yang dirasakan menentang kekuasaannya harus dibasmi dan dikikis habis.
Kalau ada berita atau isu yang mengatakan bahwa seseorang atau satu golongan berusaha untuk menumbangkan kekuasaannya atau mungkin menjadi sebab bagi kejatuhannya, pasti orang atau golongan itu dimusnahkannya.
Golongan yang dianggap setia dan selalu menunjang dan mengokohkan singgasananya akan dimuliakan. Mereka juga diberi berbagai macam fasilitas dan keistimewaan agar menjadi kuat dan jaya. Fir'aun telah menindas Bani Israil karena dianggap golongan yang berbahaya, bila dibiarkan pasti akan menggerogoti pemerintahannya.
Baca Juga: Cak Nun Viral Sebut Jokowi Firaun, Ini Pesan Penting Gus Mus
Dia memperlakukan golongan ini dengan sewenang-wenang, direndahkan dan dihinakan, serta dianggap sebagai golongan budak yang tidak mempunyai hak apa-apa. Golongan ini bahkan dipaksa membangun piramida dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan kasar dan berat lainnya.
Apalagi setelah ia mendengar dari tukang-tukang tenungnya bahwa yang akan merobohkan kekuasaannya ialah Bani Israil. Semenjak itu Fir'aun bertekad bulat untuk membasmi golongan ini.