إِذَا جَآءَ نَصْرُ ٱللَّهِ وَٱلْفَتْحُ
وَرَأَيْتَ ٱلنَّاسَ يَدْخُلُونَ فِى دِينِ ٱللَّهِ أَفْوَاجًا
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَٱسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابًۢا
Artinya: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan (1). Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong (2), Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat (3). (QS An Nashr ayat 1-3).
"Ini dengarkan sungguh-sungguh. Semua sahabat sangat senang. Karena perjuangan Nabi yang bertahun-tahun perang, pisah dari keluarga, keluarga dibantai, macem-macem, sekarang terselesaikan karena sudah 'Wa ro-aitannaasa yadkhuluuna fii diinillaahi afwaaja,' (dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah,)," tutur Gus Baha.
Para sahabat senang karena mendengar surat An-Nashr itu, yakni karena ada kabar bahwa perjuangan Nabi SAW yang berat untuk menegakkan Islam akhirnya telah terselesaikan dan manusia telah banyak yang masuk Islam.
Namun berbeda dengan Abu Bakar yang justru menangis. Hal itu dikarenakan Abu Bakar mengetahui bahwa QS. An-Nashr tersebut juga menjadi tanda tibanya ajal Nabi Muhammad SAW.
Gus Baha kemudian mengisahkan penjelasan Abu Bakar dan para sahabat yang menangis karenanya.