Network
Baca Juga: Jajan di Warung Makan pun Bisa Menjadi Bijak, Begini Keterangan Mencerahkan dari Gus Baha
Dengan begitu, sudah jelas bahwa ketika seseorang itu sudah sibuk dengan diri sendiri, maka ia tidak akan sempat untuk memikirkan kesalahan orang lain. Inilah nilai plusnya.
“Jadi,” lanjut Gus Baha, “orang-orang itu kadang salah tafsir, justru seakan-akan kita diajari untuk egois. Bukan seperti itu.”
“Kalau kita sudah sibuk mengurusi diri sendiri, maka kita tidak menjadi mudah mengomplain orang lain karena kita punya kewajiban sendiri,” terang Gus Baha.
Gus Baha lantas membandingkan dengan gaya berpikir modern yang terlalu menyalahkan.
“Kalau kita terlalu berpikir modern, maka akan beranggapan bahwa orang tidak punya uang ini tanggung jawab menteri keuangan, kalau miskin tanggung jawab menteri sosial, dan lain sebagainya,” ujar Gus Baha.
Gus Baha lantas melanjutkan, “Oke, secara hukum kenegaraan mereka (para menteri dan pemerintah) berkewajiban untuk tugas itu, tapi kalau itu untuk alasan menyalahkan, maka semangat kita hanya menyalahkan.”
Maknanya, mengurus diri sendiri ketika di zaman akhir yang penuh badai ini bukan berarti bersikap egois melainkan untuk tidak menyalahkan orang lain.
“Agama tidak mengajari seperti itu (menyalahkan). Agama itu mengajari Rabbana zhalamna anfusana, ‘ya Allah, kami itu merasa menzalimi diri sendiri.’” terang Gus Baha menyimpulkan.
