Baca Juga: Tenggelam dalam Lautan Nabi Khidir, Kewalian Gus Miek Tiba-Tiba Melesat dalam 5 Menit
Gus Miek mendapati putranya dengan wajah yang sudah mengharu-biru, antara takut, gemetar karena perbawa (haebah) dari Gus Miek, namun juga hati telah dibakar kerinduan, tapi Gus Miek hanya datar dan dingin-dingin saja.
Kepada putranya, seolah tidak mengenali, Gus Miek hanya bertanya,'Kamu anaknya siapa?'
Sang anak berusaha meyakinkan bahwa dirinya adalah putra Gus Miek. Dan jangan membayangkan pertemuan itu dengan 'peluk cium' seperti lazimnya drama-drama layar kaca yang hujan tangis dan mengharu biru. Gus Miek pun masih datar (dengan wajah yang diliputi sejuta misteri) namun serius bertanya, 'Agamamu apa?'.
Dan pertanyaan-pertanyaan yang menurut sebagian besar orang sekarang, sangat aneh dan tidak lazim!.
Baca Juga: Gus Tajud Ungkap Secara Langsung Kisah Gus Miek Berjudi di Pasar Malam THR
Dan, oleh sikap Gus Miek itu, maka jadi pecahlah tangis sang anak. Namun lebih aneh lagi adalah sikap Gus Miek yang masih datar.
Malah Gus Miek menyuruh pendhereknya meminta tolong, 'Tolong, ini (tidak menyebut Gus) diajak dulu keluar, kalau sudah reda tangisnya boleh menghadap!,
Nah, itulah Gus Miek. Apakah beliau kurang dan tidak sayang pada putra-putranya?
Lain Gus Miek, lain pula cara Mbah Shobib merawat dan mendidik putranya Gus Fattah. Kepada putranya, Mbah Shobib seolah membuat jarak, aturan-aturan, dan garis demarkasi yang masing-masing tidak boleh dilanggar.