Alissa menambahkan bahwa KUPI 2 kali ini juga mengangkat pembahasan tentang harmful practices pada perempuan. Praktik berbahaya pada perempuan ini sering kali dilakukan oleh pelaku dengan menggunakan justifikasi agama.
“Ini yang kita lawan. Agama tidak menempatkan laki-laki di atas perempuan. Ya, kita senang bisa berkontribusi pada HAKTP ini,” lanjut Alissa.
Pada kesempatan yang sama, Alissa Wahid juga memberikan peta media kepada para ulama perempuan KUPI agar punya etos semangat tinggi dalam berdakwah di era digital.
"Banyak isu-isu negatif yang merugikan perempuan, makanya ulama perempuan perlu bergerak untuk dakwah kepada publik di era digital," tegasnya.***