Detik-detik Hadirnya Karomah Mbah Moen yang Disaksikan Kiai Thoifur Purworejo

9 Juli 2022, 15:45 WIB
KH Maimoen Zubair pendiri Pondok Pesantren Al Anwar Sarang Rembang /facebook/udin/

BERITA BANTUL - Ini tentang detik-detik hadirnya karomah Mbah Moen yang disaksikan Kiai Thoifur Purworejo Jawa Tengah.

Karomah Mbah Moen memang masyhur dan disaksikan banyak santri dan ulama. 

Detik-detik hadirnya karomah Mbah Moen terlihat sangat nyata saat wafatnya di Makkah pada musim haji 2019.

Baca Juga: Rahasia Makam Mbah Moen di Makkah Tak Pernah Sepi dari Peziarah

Mbah Moen adalah sapaan akrab KH Maimoen Zubair, pendiri Pondok Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. 

Kiai Thoifur Mawardi Purworejo adalah salah satu santri Mbah Moen. Kiai Thoifur dikenal luas sebagai ulama yang sering mimpi berjumpa Nabi Muhammad SAW.

Kiai Thoifur menjelaskan bahwa karomah mbah Moen mengungguli keutamaanya sewaktu masih hidup.

Dalam kisahnya, pada malam Jum'at menjelang wafatnya di Makkah, Kiai Thoifur banyak menghabiskn waktu dengan Mbah Moen.

Diantarnya adalah makan bersama satu sufroh (nampan), salat isya’ berjamaah dan salat ighlaqul a’da’ sejajar dengan mbah Moen.

Baca Juga: Ini Doa Menjadi Wali yang Dibaca Mbah Moen Saat Thowaf Jam 3 Pagi

Kiai Thoifur juga sempat berbincang lama dengan mbah Moen di tempat Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki.

Saat terdengar kabar wafatnya Mbah Moen, Kiai Thoifur kaget. Baru saja malam Jum’at sebelumnya mengobrol untuk mewejangi dan menasehati dirinya, malam Selasa Mbah Moen sudah wafat.

Sebelumya, Kiai Thoifur juga pernah bermimpi ditegur Mbah Moen tentang cara dakwahnya di Indonesia.

“Mbah Moen Memang sosok guru dhohiron wa bathinan, sampai mimpipun diperhatikan” tambah Kiai Thoifur.

“Saya baru melihat, kiai muqim di Jawa meninggal di Makkah tapi yang bertakziah luar biasa, itu adalah Mbah Moen," lanjutnya.

Baca Juga: Detik-detik Wafatnya KH Maimoen Zubair yang Disaksikan Langsung Santrinya

Menurutnya, dari dulu ada kiai meninggal saat musim haji yang takziah tidak ada yang seperti Mbah Moen. Memang karomah setelah wafat melebihi sebelum wafatnya.

"Tanda terkabul di sisi Allah. Qosidah sa’duna sangat cocok dengan potret Mbah Moen, mulia dunia akhirat,” jelas Kiai Thoifur.

Kiai Thoifur juga ikut mensolati jenazah mbah Moen, namun tidak bisa menjumpai proses pemakamannya, karena Kiai Thoifur menuju Ma’la hanya berjalan kaki.

Meskipun begitu, beliau tetap membacakan surah Yasin di Ma’lasesuai tindak lampah yang dicontohkan guru-guru beliau di Madinah, Sayyid Alawi Al Maliki dan dua sahabatnya.

Kiai Thoifur menceritakan bahwa Sayyid Alawi Al Maliki bersama dua sahabatnya, Syekh Ahmad Nadhirin dan Syekh Hasan Masad sepakat akan  menghadiahkan bacaan surah yasin ketika salah satu diantara mereka wafat terlebih dahulu.

Baca Juga: 4 Tanda Rahasia Kewalian KH Maimoen Zubair yang Menggetarkan Hati

Ternyata yang mendahului wafat adalah Syekh Hasan Masad.

Oleh karena itu, dua sahabat beliau melunasi perjanjiannya, setelah itu mereka pulang ke rumah.

Dalam tidurnya, keduanya bermimpi Syekh Hasan Masad datang untuk menyampaikan pesan terimakasihnya atas berkah bacaan surah yasin Syekh Hasan Masad bisa mendapat kenikmatan kubur.

Hal ini disebabkan karena iman beliau berdua sangat kuat.

“Kekuatan imannya Mbah Moen sing mboten nguati (yang luarbiasa)Soalnya saya pernah salah ditegur beliau lewat mimpi,” jelas Kiai Thoifur.

Kiai Thoifur juga mengisahkan, beberapa tahun setelahnya Sayyid Alawi menyusul ke-rahmatullah, berbondong-bondong orang bertakziyah, saking penuhnya sampai putra beliau, Sayyid Muhammad tidak bisa mendekati makam.

Baca Juga: 9 Kata Mutiara KH Maimoen Zubair tentang Al-Qur'an, Bacanya Seperti Dapat Cahaya dari Langit

Namun bagi Sayyid Hasan Masad, perjanjian tersebut mampu menerobos keramaian.

Padahal beliau lebih tua dibanding Sayyid Alawi. Akhirnya beliau juga bermimpi sama, Sayyid Alawi menyampaikan rasa terimakasihnya lewat alam ruh, karena ketenangan yang diberkahi oleh surah yasin.

Ini adalah bukti nyata iman yang diangkat.

“Putra-putra mbah Maimun alim-alim semua, itulah contoh bahwa beliau betul-betul mencontohkan إنما يخشي الله من عباده العلماء. Semua putranya dididik menjadi ulama’. Bagaimana tidak alim, setiap malam Mbah Moen tak pernah absen salat tahajud meskipun dalam keadaan lelah. Beliau juga menyedikitkan tidur. Semoga panjenengan semua bisa mengikuti jejak beliau,” tegas Kiai Thoifur.

Baca Juga: Diceritakan Sambil Menangis, Ternyata Ini Cita-cita Terakhir Mbah Moen yang Menggetarkan 

Penjelasan Kiai Thoifur ini dikutip dari laman STAI Al Anwar Sarang yang diunggah pada 16 November 2019.***

Editor: Muhammadun

Sumber: PP Al-Anwar

Tags

Terkini

Terpopuler