Definisi Ajaran Nasionalisme Bung Karno untuk Indonesia Saat Ini

5 Desember 2022, 11:41 WIB
Presiden pertama dan Proklamator RI Bung Karno /facebook/udin/

TOKOH - Definisi Ajaran Nasionalisme Bung Karno untuk Indonesia Saat Ini.

Nasionalisme yang diajarkan Bung Karno mengandung arti cinta dan bangga terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Namun, dalam realitas saat ini nasionalisme sepertinya menjadi sikap yang sulit ditemui, bahkan dapat juga dikatakan sangat langka.

Baca Juga: Gus Dur yang Bersahaja, Jiwa yang Bergolak dan Tak Ingin Mengecewakan Mereka yang Berharap kepadanya

Sebagai contoh sederhana, di zaman sekarang ini, banyak masyarakat lebih tertarik terhadap produk-produk buatan luar negeri dibandingkan produk-produk dalam negeri.

Anggapan lebih berkelas dan lebih baik dari sisi kualitas dan model mendasari tindakan demikian. Padahal, apabila ditelusuri lebih lanjut, anggapan itu belum tentu benar.

Sebagai contoh, mari kita belajar dari industri fashion. Saat ini, Indonesia menjadi negara incaran para pemilik merek fashion terkenal di dunia.

Banyak diantara pemilik merek tersebut sengaja mencari produsen pakaian jadi kebanyakan berada di Bandung, Jawa Barat untuk meminta model terbaru yang nantinya akan diberi label merek mereka.

Dan mereka menggandeng produsan pakaian dari Bandung karena suka dengan proses pengerjaan pakaian yang teliti dan harganya yang sangat murah.

Baca Juga: Anti Elitisme, Ajaran Bung Karno Saat Melawan Penjajah Belanda

Selain pakaian, masih bayak lagi produk-produk terkenal dunia yang sebetulnya merupakan buatan tangan-tangan yang terampil milik saudara kita setanah air. Hanya saja, banyak masyarakat yang tidak tahu.

Maka dari itu, tidak heran bila mantan wakil presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, berkata:

”Sudah cukup berbelanja pakaian jadi di dalam negeri daripada harus jauh-jauh pergi ke Italia dan ternyata membeli produk buatan Bandung.”

Tindakan lain yang mencerminkan bahwa nasionalisme saat ini menjadi sikap yang sangat ditemui adalah banyaknya masyarakat yang lebih senang menggunakan istilah-istilah asing dalam percakapan sehari-hari.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Abul Gaffar Ruskhan, seorang peneliti di badan Bahasa:

“Penggunaan istilah asing dalam percakapan sehari-hari menandakan makin lunturnya rasa kebangsaan atau nasionalisme seseorang.”

Dari pernyataan Abdul Gaffar Rukhsan tersebut, masyarakat Indonesia seharusnya lebih bangga menggunakan bahasa Indonesia tanpa mencampuradukkan dengan istilah-istilah asing.

Baca Juga: Jangan Bertamu ke Rumah Orang Lain sebelum Hal Ini Terjadi Kata Gus Baha

Jadi lebih baik masyarakat Indonesia juga tetap menggunakan bahasa negaranya meski sedang berbicara dengan orang berkebangsaan asing.

Hal ini persis seperti yang dilakukan oleh masyarakat Prancis mereka tidak pernah mau mengambil pusing dengan siapa mereka berbicara. Hal yang merka lakukan adalah tetap menggunakan bahasa Prancis dalam keseharian.

Demikianlah beberapa tindakan yang mencerminkan bahwa nasionalisme saat ini sepertinya menjadi sikap yang sulit itemui, bahkan dapat dikatakan sangat langka.***

Penulis: Dika Ayu Pramesti, mahasiswa Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam, STAI Sunan Pandanaran, Yogyakarta.

Editor: Ahmad Syaefudin

Tags

Terkini

Terpopuler