Ini Tembang yang Mengisahkan Kisah Hidup Manusia, Kamu Harus Tahu Kalau Ingin Bahagia Kata Gus Muwafiq

28 Juli 2022, 22:00 WIB
Gus Muwafiq Menjelaskan Tembang Maskumambang /Tangkapan Layar/Mudah Dicari/

BERITA BANTUL – Ini Tembang yang Mengisahkan Kisah Hidup Manusia, Kamu Harus Tahu Kalau Ingin Bahagia Kata Gus Muwafiq

Gus Muwafiq mengatakan bahwa sejarah tembang macapat yang dibuat oleh wali ada yang mengisahkan jalan hidup manusia.

Nama tembang ini Maskumambang yang mengisahkan perjalanan hidup manusia kalau ingin sukses dan mencari jalan hidup.

Baca Juga: 4 Keistimewaan Bayi yang Lahir Pada Malam 1 Suro, Nomor 3 Mempunyai Daya Supranatural dan Spiritual Tinggi

Mulai dari dalam perut ibu yaitu tembang mijil sampai tembang pocung itu syarat makna akan kehidupan.

Dirangkum BeritaBantul.com dalam kanal YouTube Ewen Chanel Gus Muwafiq menjelaskan bagimana kisah hidup manusia dari lahir hingg mati.

Ini sebuah kebudayaan dari Wali yang luar biasa detail mengupas sebuah kisah hidup bagaimana manusia akan menjalani hidup.

Mulai dari rasa ataupun sikap entah itu sedih maupun bahagia itu sudah dijelaskan oleh tembang maskumambanh.

Berikut urutan tembang Maskumambang mulai dari perut kandungan ibu sampai liang lahat:

  1. Tembang Mijil

Makna Tembang Mijil adalah melambangkan sebuah benih atau biji yang lahir ke dunia. Mijil artinya sebuah kelahiran seorang bayi dari dalam perut ibunya dan sudah diketahui dan terlihat jenis kelaminnya perempuan atau laki-laki.

Pandangan lain mengartikan mijil artinya keluar. Selain itu kata wijil (dalam bahasa Jawa) memiliki arti  lawang atau pintu. Lawang juga berarti nama sejenis tumbuhan yang harum bunganya.

  1. Tembang Sinom

Makna Tembang Sinom adalah pucuk yang baru tumbuh dan bersemi, dari kata sinom yang berarti "kanoman" (kemudaan/ usia muda). Filosofi tembang Sinom menggambarkan seorang manusia yang mulai beranjak dewasa atau remaja yang mulai tumbuh.

Di saat remaja masih memiliki banyak waktu luang, tugas mereka adalah menuntut ilmu sebaik mungkin dan setinggi-tingginya agar kelak bisa menjadi bekal kehidupannya.

Baca Juga: Ini yang Akan Terjadi Jika Anda Lahir di Malam Satu Suro, Ngeri!

Pandangan lain mengartikan Sinom berarti sinoman yang artinya perkumpulan para pemuda untuk membantu orang yang sedang punya hajat. Sinom dalam bahasa Jawa juga dapat merujuk pada istilah daun yang masih muda (kuncup), hingga terkadang diisyaratkan dengan sebuah lukisan daun muda.

Tembang Sinom memiliki watak/ sifat yang menggambarkan semangat (ethes) dan kebijaksanaan (prasaja). Tembang Sinom digunakan untuk menyampaikan suatu pesan/ piwulang yang berisi semangat dan kebijaksanaan.

  1. Tembang Kinanthi

Makna Tembang Kinanthi adalah tuntunan supaya dapat berjalan menuju kehidupan yang lebih baik di alam dunia, berasal dari kata "kanthi"yang berarti menuntun/ menggandeng.

Filosofi Tembang Kinanthi adalah mengisahkan kehidupan seorang anak yang masih membutuhkan tuntunan agar dapat berjalan dengan baik di dunia ini.

Seorang anak tidak hanya membutuhkan tuntutan pada saat belajar berjalan, tetapi juga tuntunan dalam hal sikap dan perilaku.

Tuntunan tersebut meliputi tuntunan dalam berbagai hal berkaitan dengan sikap dan perilaku sesuai dengan norma dan adat yang berlaku dalam kehidupan masyarakat yang lebih baik.

Tembang Kinathi memiliki watak/ sifat menggambarkan perasaan senang, teladan yang baik, nasehat serta kasih sayang. Tembang Kinanthi digunakan untuk menyampaikan cerita atau kisah yang berisi nasehat baik dan tentang kasih sayang.

  1. Tembang Asmaradana

Makna Tembang Asmarandana adalah perasaan asmara atau cinta, berasal dari kata "asmara" yang berarti cinta kasih.

Filosofi tembang Asmarandana adalah perasaan saling menyukai terhadap lawan jenisnya yang sudah menjadi kodrat ilahi (perasaan laki-laki dan perempuan).

Pandang lain menyebutkan Asmaradana berasal dari kata asmara dan dhana. Asmara merupakan nama dewa percintaan dan dhana berasal dari kata "dahana" yang berarti api. Jadi Asmaradhana dapat diartikan cinta yang berapi-api.

Baca Juga: Sejarah Kenapa Malam 1 Suro Keramat, Ternyata Itu Tradisi Dari Sultan Agung Untuk Menyatukan Penduduk Jawa

Tembang Asmarandana memiliki watak/ sifat yang menggambarkan cinta kasih, asmara serta juga dapat berarti rasa pilu atau rasa sedih.

  1. Tembang Gambuh

Makna Tembang Gambuh adalah sudah memiliki kecocokan, berasal dari kata "jumbuh/ sarujuk" (cocok) yang berarti cocok yang kemudian dipertemukan antara pria dan wanita yang sudah terjalin asmara agar terjadi sebuah pernikahan.

Tembang Gambuh memiliki watak/ sifat yang menggambarkan keramahtamahan dan tentang persahabatan. Tembang Gambuh biasanya juga digunakan untuk menyampaikan wejangan luhur pada penggemar budaya jawa dalam suasana yang aga santai, bercanda ria, dan gembira, namun tetap bernilai tinggi.

  1. Tembang Dandanggula

Makna Tembang Dhandhanggula  adalah menggambarkan seseorang yang sedang merasa senang-senangnya dalam hidup, berasal dari kata "dandang" dan 'gula' yang berarti sesuatu yang manis.

Filosofi tembang Dhandhanggula adalah menggambarkan kehidupan pasangan baru yang sedang berbahagia karena apa yang dicita-citakan telah tercapai.

Kehidupan yang bahagia merupakan sesuatu yang dicita-citakan dalam setiap keluraga. Bisa memiliki keluarga, mempunyai keturunan, hidup berkecukupan merupakan sebuah anugerah dan kebahagiaan yang sangat indah dalam sebuah keluarga. Oleh karena itu lagu ini menggambarkan perasaan dan keadaan yang membahagiakan tersebut.

Baca Juga: Menjelang Malam Satu Suro, Ini 3 Misteri Gunung Lawu, Gunung Terangker di Jawa yang Wajib Kamu Tahu

Tembang Dhandhanggula memiliki watak/ sifat yang lebih universal atau luwes dan merasuk ke dalam hati. Tembang Dhandhanggula dapat digunakan untuk menuturkan kisah dalam berbagai hal serta berbagai kondisi.

  1. Tembang Durma

Makna Tembang Durma adalah memberi atau berderma, dari kata "darma/ weweh" yang artinya berderma atau memberikan sumbangan. Filosofi tembang Durma adalah tentang roda kehidupan yang suatu saat dapat merasakan kecukupan namun juga sebaliknya pasti mengalami kekurangan. Untuk itu dengan selalu memupuk perasaan welas asih saling memberi kehidupan akan saling melengkapi.

Tembang Durma mengajarkan agar manusia dapat saling memberi dan melengkapi satu sama lain sehingga dapat saling melengkapi. Saling tolong menolong, welas asih, dan rela memberikan bantuan kepada siapa saja saat membutuhkan dengan hati yang ikhlas adalah nilai kehidupan yang harus selalu dijaga.

Pandangan lain mengartikan kata Durma (kata Jawa klasik) yang berarti harimau. Dengan begitu Durma berwatak nafsu (amarah), dan greget.

Tembang Durma memilki watak/ sifat yang tegas, keras dan penuh dengan amarah yang membara.

  1. Tembang Pangkur

Makna Tembang Pangkur adalah sudah memundurkan semua hawa nafsunya, berasal dari kata "mungkur" yang berarti mundur.

Filosofi tembang Pangkur adalah menggambarkan masa disaat sudah harus meninggalkan berbagai hawa nafsu dunia dan lebih mendekatkan diri kepada yang Maha Pencipta.

Pandang lain mengartikan Pangkur memiliki arti buntut atau ekor. Oleh karena itu Pangkur terkadang diberi sasmita tut pungkur yang berarti mengekor.

Tembang Pangkur memiliki watak/ sifat yang menggambarkan karakter gagah, kuat, perkasa dan hati yang besar.

  1. Tembang Megatruh

Makna Tembang Megatruh adalah roh atau nyawa yang sudah lepas dari jasadnya sebab sudah waktunya kembali ke tempat yang digariskan oleh Yang Maha Kuasa.

Megatruh berasal dari kata "megat" dan "roh" (melepas roh) maksudnya terlepasnya roh dari dalam tubuh yaitu kematian. Filosofi tembang Megatruh adalah tentang perjalanan hidup manusia yang telah selesai di dunia.

Baca Juga: SEJARAH Malam 1 Suro dan Acara di Parangtritis Yogyakarta, yang Sangat Disakralkan oleh Warga Jogja

Pandang lain mengartikan Megatruh berasal dari kata dengan awalan am, pegat dan ruh. Dalam serat Purwaukara, Megatruh artinya mbucalke sing sarwa ala (membuang apa yang sifatnya jelek).

Tembang Megatruh memiliki watak/ sifat tentang kesedihan dan kedukaan. Biasanya digunakan untuk menceritakan tentang rasa putus asa dan kehilangan harapan.

  1. Tembang Pocung

Makna Tembang Pocung adalah keadaan ketika seseorang yang sudah meninggal akan dikafani atau dipocong sebelum dikuburkan. Berasal dari kata "pocong" yang menggambarkan kondisi setelah kematian yaitu di bungkus dengan kain kafan dan diikat. Filosofi tembang pocung menunjukkan tentang sebuah ritual ketika melepaskan kepergian seseorang.

Tembang Pocung memiliki watak/ sifat yang cenderung mengarah pada hal-hal yang sifatnya lucu,  guyon, santai, dan menghibur.***

Editor: Ahmad Amnan

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler