Karena kedekatan inilah maka maka pameran senirupa di gedung PAUD baru di daerah Plered Bubrah ini diselenggarakan.
Tentu saja pameran ini terbilang sederhana dan mungkin tidak memenuhi standar pameran seni rupa pada umumnya.
Tempat ini bukanlah tempat yang mapan dan sudah rutin digunakan, namun apalah artinya kemapanan apabila juga tidak menjadi simpul bagi perkembangan budaya di wilayahnya?
Seni yang mendekatkan dirinya pada kemerdekaannya terasa menjadi hal yang menarik, gagah atau mungkin konyol.
Baca Juga: Malam Satu Suro, Fakta Dibalik Kirab Kebo Bule Kyai Slamet dan Topo Bisu Mubeng Benteng
Tapi dalam dunia seni, sebuah kekonyolan pun bila diolah dengan menarik, penuh kemaksimalan dan keikhlasan akan menjadi unik dan menarik.
Bukankah seni seringkali berawal dari gagasan sepele sederhana, konyol, rusak, tidak umum, pinggiran seringkali membuat kejutan dan gagasan tak terpikirkan?
Seni mungkin akan berada dalam wilayahnya yang bebas.
Mengembalikan seni pada kebebasan dari bermacam bentuk dominasi, kebukan wacana, gengsi, kemilau eksentrik namun genit akan memposisikan seni pada dirinya yang merdeka yang membuka bermacam kemungkinan.