Tradisi Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Mujahadah Hasyran, Banyak Manfaat Didalamnya

- 31 Oktober 2022, 08:50 WIB
Amalan wirid pada 10 Muharram
Amalan wirid pada 10 Muharram /Pixabay/Konevi

 

Pondok Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta merupakan salah satu pesantren terbesar d wilayah Yogyakarta, yang berpegang teguh pada ahlusunnah wal Jamaah.

Salah satu rutinitas Pondok Pesantren Sunan Pandanaran ialah pembacaan surah Al Hasyr yang dilakukan setiap habis sholat maghrib.

Pembacaan surah Al Hasyr telah menjadi tradisi Pondok Pesantren Sunan Pandanaran yang tak sedikit pula santri yang membacanya, sebab memiliki sejuta manfaat. Mengapa demikian? Yuk simak penjelasannya di bawah ini.

KH. Mu'tasimbillah, pengasuh Pondok Pesantren Sunan Pandanaran memerintahkan atau memberi petunjuk kepada semua santri untuk rutin membaca surah Al Hasyr setiap habis maghrib. Pembacaan surah Al Hasyr ini biasanya disebut Mujahadah Hasyran. Mujahadah tersebut sangat erat kaitannya dengan bencana erupsi Gunung Merapi, akhir pertengahan tahun 2010. Tentu mujahadah tersebut memiliki banyak manfaat, yaitu sebagai salah satu upaya menghindari dari perilaku orang jahat dan penolak musibah seperti gempa bumi, gunung meletus dan yang lainnya serta untuk menenangkan jiwa bagi orang yang sedang terkena musibah termasuk obat segala penyakit.

Begitu menakjubkannya manfaat surah Al Hasyr, apalagi di Pondok Pesantren Sunan Pandanaran dalam prakteknya diiringi dengan pembacaan sholawat, yaitu shalawat Tunjina dan shalawat al-Tha'un. Selain itu, juga membaca ayat ke 255 dalam surah al-Baqarah yang biasa disebut dengan ayat Kursi. Begitu pula sebelum pembacaan al-Qur’an dan shalawat dalam Mujāhadah Hasyran terdapat praktek pembacaan al-Qur’an dan shalawat yang disebutkan diatas, terlebih dahulu pembacaan tawassul.

Adapun 8 keutamaan, dari Surah Al Hasyr pada ayat 21-24, diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Obat dari segala macam penyakit kecuali kematian;

2. Terhindar dari godaan jin;

3. Apabila meninggal dunia makan Allah menghapus segala perbuatan yang sudah dilakukan;

4. Meninggal dalam keadaan mati syahid;

5. Doa menjadi mustajab (makbul);

6. Allah akan mengirimkan 70.000 malaikat untuknya;

7. Sebagai jaminan masuk surga;

8. Dapat mengejar amalan yang telah terlewatkan.

Sedangkan bagi sebagian besar santri pelaksanaan tradisi ini hanya mengikuti apa yang diperintahkan dan menjadi peraturan di Pondok Pesantren tersebut. Meskipun demikian tidak sedikit pula santri yang mengamalkannya berdasarkan kesadaran pribadi. Bahkan menjadikannya sebagai rutinitas tidak hanya di Pondok Pesantren melainkan juga di rumah.

Penulis : Siti Fatimah Zahro, mahasiswa magang KPI STAISPA

 

 

Editor: Ahmad Syaefudin

Sumber: Kabar Priangan Galamedianews pikiran-rakyat.com Akhirnya yang manis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah